Tuesday, July 2, 2013

DuaPuluhEnamTahun


Hari ini  saya berusia 26 tahun, dua angka, puluhan doa, dan rentetan wejangan pun saya dapat. Saya bersyukur dapat diberi kesempatan oleh Sang Pemilik hidup dihari Selasa yang agak mendung ini, untuk menikmati hari ini dengan satu tekad untuk selalu bersukacita.

Saya berterima kasih kepada satu-satunya Pribadi yang begitu mengasihi saya tanpa syarat, My Lord Jesus. Untuk kesempatan dibentuk dan diajar lewat tawa dan air mata (dominan air matanya sih..hehe), untuk persahabatan yang sesungguhnya dan cinta tersetia yang belum pernah saya temukan didunia ini. Tuhan yang selalu punya stok kasih sayang buat saya, dan pengampunan yang tidak sanggup saya bayarkan dengan apapun didunia ini.

Saya pun selalu berbahagia dengan kasih sayang yang Tuhan pancarkan lewat keluarga saya. Bapak, Mama, dan satu-satunya adik perempuan saya, dan memang hanya dia adik saya. Keluarga kecil yang jauh dari sempurna yang kadang kala harus berkonflik untuk dapat menyadari kalau kami saling mengasihi. Terima kasih untuk doa, kasih sayang, dukungan, kritikan, dan omelan yang kalian suguhkan sepanjang umur saya. Dua puluh enam tahun mustahil saya lewati tanpa kalian disisi saya.

Sahabat adalah kado terindah setiap hari. Orang-orang yang paling tahu bagaimana saya terluka dan apa saja yang membuat saya tertawa lepas. Menyadarkan saya, kalau Tuhan itu benar-benar ada,dan bahwa ada orang-orang yang tidak punya hubungan biologis dengan saya pun bisa menjadi tempat berbagi dan bergandengan tangan. Terima kasih untuk waktu-waktu yang amat berharga yang kalian berikan untuk mendengarkan saya, membagi apa yang kalian miliki buat saya, mendoakan saya. Persahabatan telah membuat saya mengerti arti “time is money”…karena kalian telah memberikan yang paling berharga (waktu) untuk saya nikmati bersama kalian.

Tidak afdol rasanya jika belum mengucapkan terima kasih kepada tukang-tukang kritik dan yang kepo dengan kehidupan saya..hehe. Heii, tanpa kalian saya akan terus menikmati kenyamanan…terima kasih untuk kata-kata pedas yang memotivasi saya untuk terus tersenyum dan memperbaiki diri, terima kasih untuk rasa ingin tahu yang besar yang menguras waktu dan maaf kalau setelah mengetahui kehidupan saya, mood kalian turun ke level paling bawah…seriussss saya tidak ada maksud apa-apa.hehe...

Dan yang terakhir, untuk seorang pria yang akan menjadi pasangan hidup saya. Terima kasih karena dalam iman saya yakin kamu selalu berdoa untuk saya. Mungkin kita sudah pernah bertemu, mungkin juga belum. Mungkin kita sahabat, mungkin juga kita tidak terlalu dekat bahkan tidak sedang saling menyukai saat ini. Tapi saya percaya, kalau Tuhan selalu bekerja dalam hati kita berdua. Entah sebentar lagi, atau masih harus menunggu. Saya harap lebih cepat dari perkiraan kita,Tuhan mempertemukan kita dalam KasihNya yang sempurna, sebab tidak ada kesempurnaan baik dalam diri saya ataupun dirimu, juga tidak ada dalam perbendaharaan kata yang dimiliki Tuhan; pihak yang mengejar-ngejar atau pihak yang menunggu dikejar, yang ada hanyalah kita akan dipertemukan di waktu yang tepat dengan cara yang so sweet…hehe...





“Tahu ga Rin gimana caranya supaya kamu tetap kelihatan muda walaupun usiamu terus bertambah??...Tersenyumlah…” (kata-kata mamak saya)


 With love_AuRin

Friday, May 24, 2013

Wanita-wanita Allah


Hawa,
Pastinya dia adalah wanita tercantik yang pernah ada,
karena dia adalah yang pertama dibuat dengan jari-jariAllah,
Diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, agar dia selalu ingat untuk menghormati laki-laki,
Memang Tuhan memberinya tugas sebagai penolong, tapi bukan berarti dia bisa merasa berkuasa,
Tapi untuk menyadari bahwa laki-laki telah berkorban baginya, dan dengan rendah hati membantu mengerjakan apa yang “masih kurang”  pada laki-laki.

Sara,
Wanita yang jatuh bangun dalam pengharapannya kepada Allah,
Tapi dia tetap berharap walaupun penuh air mata,
Kesetiaan  pada suaminya  dan hati yang sabar menanti itulah kebanggaannya,
Sejauh dan seberatapapun perjalanan hidupnya, dia tetap setia.

Ribka,
Dipilih bukan hanya karena rupanya yang menawan,
Tapi kesediaan untuk melayani dan kerendahan hatinya,
Memberi lebih dari yang diminta daripadanya,
Tidak galau mencari cinta, dan Tuhan mengantarkan seorang pria yang lebih daripada doa-doanya,
Tak terpikirkan dan tak terlihat matanya.

Ruth,
Penyerahan dirinya secara penuh tanda hatinya percaya,
Percaya kalau Allah tidak pernah merancangkan yang jahat dalam hidupnya,
Memilih untuk mengesampingkan kepentingan  pribadinya,
Dan menaruh harapannya kepada Allah,
Bukan seorang yang “gengsi/ takut kotor”, tangannya rajin bekerja,
Bukan seorang wanita agresif pengejar lelaki, dia menanti dan tetap tenang,
Dan sebagai upahnya, Tuhan menggerakkan hati seorang Boas untuk memperhatikan dan mengasihinya.

Abigail,
Sebutlah dia wanita pembawa damai dan penenang hati,
Keberanian dan kecerdasannya membawa keselamatan bagi isi rumahnya
Firman menyebut “Perempuan itu bijak dan cantik”
Kebijaksanaannya lah yang memunculkan kecantikannya.

Ester,
Gadis itu tidak beribu bapa lagi tapi elok perawakannya dan cantik parasnya,
Dipilih untuk menjaga nama baik dan harga diri seorang Raja,
Dan mendapat kasih sayang paling besar dari Sang Raja,
Dipersiapkan Tuhan untuk menyelamatkan bangsanya,
Wanita yang mengandalkan Tuhan dan punya keberanian yang sangat besar,

Maria,
Wanita yang taat dan suci hatinya,
Malaikat berkata dia wanita yang beroleh kasih karunia  dan disertai Tuhan,
Menyadari kalau dirinya adalah seorang hamba yang bersedia dipakai Allah,
Sehingga Allah memilihnya menjadi Ibu Sang Juruselamat,
Setia mendidik dan membesarkan PutraNya bahkan setia menemani sampai PutraNya mati dikayu salib,
Pastinya dia punya kekuatan hati yang sangat besar untuk mengandung padahal masih perawan,
dan hati mengampuni untuk menyaksikan Putra yang dikasihinya disiksa dan mati untuk orang-orangyang membenciNya.

Tuhan, ajarkanlah kami anak-anakMu ini, menjadi wanita-wanita Allah yang mengerti keberhargaan diri kami. Kami bersedia diajar agar kami menjadi bijak dan dipenuhi hikmat daripadaMu, agar kehadiran kami dimanapun membawa damai sejahtera, ketenangan dan keselamatan. Kami bersedia belajar menundukkan diri dan setia kepadaMu, agar kami dapat menghormati pasangan kami sebagai teman pewaris Kerajaan Allah. Berikanlah kami hati yang bersemangat dantangan yang rajin bekerja, sehingga seisi rumah kami menjadi bersih dan kenyang. Kami mau menaruh harapan kami, dan percaya kalau Engkau akan membawa pria yang takut akan Tuhan untuk kami, dan kami tidak perlu kuatir karena Tuhan yang akan menggerakkan hatinya. Kami percaya kami adalah adalah wanita-wanita yang beroleh kasih karunia dan penyertaanMu. Dikaruniakan kekuatan hati dan penuh pengampunan. Terima kasih Tuhan karena Engkau mempercayakan kehidupan ini kepada kami. Kiranya lahirlah anak-anak yang takut akan Tuhan dari rahim kami,yang kami didik untuk mengasihi dan melayaniMu. Didalam nama Tuhan Yesus inilah doa kami, Amin.


Written by_AuRin


Perhiasanmu janganlahsecara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepangrambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
tetapiperhiasanmu ialah manusia batiniah yangtersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemahlembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
1Petrus3.3-4

Kemolekan adalah bohongdan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.
Amsal 31.30

:' )



Aku tak pernah tahu rupa malaikat, dalam bayanganku mereka adalah mahluk bersayap yang cemerlang wajahnya
sampai Tuhan mengijinkan aku bertemu dengan "malaikat-malaikatNya" yang bernama SAHABAT,
tidak sempurna, rapuh, dan penuh luka...

Ada waktu dimana aku dan mereka selalu berjalan bersama, menapaki tawa dan air mata bersama-sama,
menceritakan rahasia hati kami dan berbagi apa yang kami miliki walaupun kami tidak hidup berlebihan
adakalanya kami menjadi sangat akrab dan begitu merindukan satu sama lain,
tapi adakalanya aku atau mereka mau sendiri, bukan untuk saling menjauhi  tapi butuh sedikit ruang untuk memeriksa diri, sampai rasa rindu untuk bertemu tidak bisa dibendung lagi...
dan adakalanya kami bersenda gurau tanpa  takut akan menyakiti satu sama lain, tapi ada saat dimana mudah sekali aku atau mereka kecewa karena kritik pahit yang diungkapkan dengan gamblang...

Seandainya mereka diciptakan sempurna,
mungkin aku akan menjadi seorang penuntut yang manja,
dan dapat dipastikan aku tidak akan membutuhkan Tuhan lagi,
Tapi Tuhan begitu baik karena memberikan ketidak sempurnaan dalam diri mereka,
agar aku bisa tetap menyayangi dan menerima mereka apa adanya
agar aku tidak mudah kecewa dan pergi meninggalkan mereka yang mengasihiku dengan tulus
agar aku sadar kalau tiap teguran pahit yang mereka ungkapkan didasari ikut sakitnya hati mereka melihat aku (sahabat mereka) dilukai orang lain,
dan agar aku hidup bergantung sepenuhnya kepada Tuhan...

Aku rindu mereka...
rindu dengan kegaduhan saat kami rebutan untuk bercerita diwarung kopi langganan kami,
rindu membahas Firman Tuhan yang kami dengar setelah pulang dari gereja,
rindu mengabadikan dan memamerkan kebersamaan kami,
rindu ditegur begitu dalam saat salah dan dipeluk begitu erat saat menangis,
rindu saling mengingatkan kalau Tuhan selalu merancangkan yang terbaik bagi kami...

Friday, May 10, 2013

air mata


air mata...
anugerah kecil Tuhan yang selalu bisa menenangkan hati,
dikala mulut sudah tidak dapat berucap, dan tubuh tidak dapat lagi berekspresi,
berbicara banyak hal tentang bagian terdalam dari hati manusia,
meneriakkan pekik kemenangan atau perasaan senang yang meluap-luap,
yang tidak dapat lagi dibahasakan dengan kata-kata,
menghembuskan rasa sesak dan kekecewaan yang teramat dalam,
yang membisukan mulut cerewet manusia,
melukiskan kenangan dimasa lalu dan kekuatiran akan masa depan,
yang membasahi malam-malam sebelum setiap insan terlelap tidur,


air mata...
deras mengalir, tapi cepat mengering,
menandakan kalau ia diberi kepercayaan,
untuk menumpahkan semua perasaan yang berlebihan di hati manusia,
agar kehidupan berjalan seimbang,
dan hatinya memiliki ruang yang cukup untuk duduk tenang dan belajar,


air mata...
bahasa paling jelas yang dapat didengar oleh Sang Pencipta,
satu-satunya doa paling jujur yang diucapkan manusia kepada Tuhannya,
tidak perlu dirangkai indah-indah namun kejujurannya sanggup menyentuh hati Sang Pencipta...

Monday, April 8, 2013

Dikantorku banyak CERMIN...

Pagi ini sangat istimewa, karena ada pemandangan baru dikantor saya. Sesampai dikantor, sebelum memasuki lift saya disambut oleh CERMIN besar yang kinclong bangetttt...hahaa...moment ini tidak saya lewatkan sedikitpun untuk memandangi diri saya yang sudah berjuang kurang lebih 3 jam menikmati kemacetan Jakarta,dan dengan bangganya saya menilai diri saya cukup oke pagi ini...hehe. Keterkejutan saya tidak berhenti sampai disitu, ternyata disisi kanan setiap lift terpasang CERMIN...

Entah apa motivasi pemimpin kami memasang setiap lantai dengan cermin, tapi saya bisa menangkap kalau beliau memberi hatinya untuk lembaga ini, hingga hal sekecil cermin pun menjadi salah satu "Alat Penyampai Pesan" kepada setiap jajarannya dari level tertinggi sampai terendah untuk membenahi setiap bagian dari diri kami.

CERMIN adalah permukaan memantul yang cukup licin untuk membentuk imej. Berarti fungsi CERMIN adalah MEMBENTUK IMEJ. So, pemimpin kami sedang mengajarkan kami untuk memiliki imej atau gambaran yang jelas dan utuh tentang diri kami. Lembaga kami tidak akan pernah bisa memiliki imej yang baik dimata masyarakat jika kami pribadi-pribadi yang didalamnya juga tidak memiliki imej/gambaran yang jelas dan utuh tentang diri kami sendiri. CERMIN mengingatkan kami untuk memeriksa diri...

Sudahkah kami ramah dan tersenyum menghadapi lingkungan dan masyarakat sekitar??
Sudahkah kami tampil rapi dan sopan selayaknya teladan bagi khalayak umum??,
dan Sudahkah kami memiliki hati yang ikhlas dan semangat untuk melayani dalam bekerja??

Mari BERCERMIN...
Kalau mulai lupa??
Ya BERCERMIN lagi donkss...

Sunday, April 7, 2013

Bernyanyi untuk Tuhan



Saya adalah jemaat dari salah satu aliran gereja Lutheran yang cukup sering mengunjungi gereja dengan aliran lainnya, dan satu hal yang paling saya perhatikan adalah cara jemaat bernyanyi. Saya tidak sedang membeda-bedakan aliran gereja satu dengan lainnya. Gereja dengan aliran Lutheran atau Calvinis memiliki lagu pujian dan penyembahan yang saya namakan dengan bahasa saya sebagai “lagu-lagu pengagungan Tuhan”, kata-kata dan notasi dalam lagu penuh penghormatan dan kekaguman kepada Tuhan, tapi jemaat cenderung bernyanyi ditempat tanpa ekspresi bahkan suara yang kesannya “malu-malu”. Sedangkan gereja dengan aliran kharismatik atau pentakosta memiliki lagu-lagu yang kata-katanya apa adanya dan jemaat bernyanyi dengan semua yang mereka miliki, mereka melompat, bertepuk tangan, bahkan tak jarang meneteskan air mata.

Saya tidak tertarik untuk membicarakan mengenai lagu dan notasi karena itu bukan bidang saya...hehe...tapi saya tertarik untuk membicarakan tentang sikap bernyanyi untuk Tuhan. Saya senang memperhatikan bagaimana jemaat bernyanyi digereja saya, setengah berbisik tanpa ekspresi, seringkali musik mengalahkan suara jemaat. Dan keadaan ini seringkali mempengaruhi saya untuk memperbesar volume suara saya, saya gregetan dengan cara jemaat bernyanyi...”hello....ini kita lagi nyanyi buat Tuhan loh...Tuhan yang kasih kita nafas dan yang bikin kita selamat sampe gereja ini...come on...gini cara lu smua nyanyi, lemes amat...”. Bagaimana bisa kita tidak berekspresi dengan sukacita penuh waktu kita mengatakan “KuBERBAHAGIA...yakin teguhhhh...Yesus abadi KEPUNYAANKU...” dan bagaimana hati kita tidak bergetar bahkan meneteskan air mata saat bernyanyi “Meski tak layak diriku, tetapi karena darahMu, dan kerena Kau memanggilku, kudatang Tuhan padaMu...”. Sikap bernyanyi untuk Tuhan haruslah penuh penghormatan dan kekaguman; lompatan, tepuk tangan bahkan air mata bukanlah perasaan, emosi sesaat, atau terbawa alunan musik, tapi ekspresi hormat dan kagum akan kebesaran dan anugrah keselamatan yang telah diberikan Tuhan untuk kita.

Sebagai penutup, saya membayangkan masa kecil saya sewaktu menyambut ayah saya pulang dari kantor, saya akan berlari keluar rumah menyambutnya sambil bergelayutan, menciumi ayah saya dan menari bersamanya, saya tidak akan memperhatikan baju saya yang kotor karena belum mandi, saya menjadi diri saya apa adanya, dan ayah saya sangat menyukai dan merindukan saat-saat itu, karena tidak mungkin saya yang berusia hampir 26 tahun ini bersikap seperti itu...hehee.... Sikap menyambut Tuhan yang seperti anak-anak itulah yang dirindukan Tuhan saat kita memuji dan menyembah Tuhan, menyambutNya dengan antusias, jujur dan rasa rindu yang tidak pernah ada habisnya. Saya membayangkan Tuhan tersenyum dan hatiNya amat sangat bersukacita atas apa yang kita lakukan untukNya sewaktu memuji dan menyembahNya.

Hatiku siap, ya Allah, aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku,
Bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar.
Aku mau bersyukur kepadaMu diantara bangsa-bangsa, ya Tuhan,
Dan aku mau bermazmur bagi-Mu diantara suku-suku bangsa;
Sebab kasih-Mu besar mengatasi langit,
Dan setia-Mu sampai ke awan-awan
_Mazmur Daud

Seperti apakah hatiku, Tuhan?



Dalam minggu pra paskah kemarin saya seringkali bertanya kepada diri sendiri tentang satu hal yaitu “seperti apakah hatiku, Tuhan?”. Saya terus dibawa untuk mengingat perumpamaan tentang seorang penabur yang terdapat dalam Matius 13 ayat 1 s.d 23. Perumpamaan tentang seorang penabur bukanlah hal yang baru kita dengar, dari sekolah minggu sampai kotbah-kotbah mingguan, hal ini seringkali dibahas. Entah sudah berapa banyak kotbah yang kita dengar, retreat yang kita ikuti, KKR yang menggetarkan hati kita untuk menghidupi Firman Tuhan. Tapi sudahkan kita memeriksa hati kita dan memastikan kalau hati kita adalah tanah yang baik?. Untuk itu, ijinkanlah saya menuliskan apa yang telah saya renungkan dari perumpamaan ini, banyak Firman yang mungkin sudah kita dengar, tapi seringkali kita mengabaikannya. “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! “

Baru-baru ini saya mendengar kabar dari saudara dekat saya, bahwa dia akan menikah dengan orang yang berbeda keyakinan dengannya, upacara pernikahan memang akan diadakan secara Kristen, tapi setelah pernikahan masing-masing akan menjalankan ibadah sesuai kepercayaannya. Berita ini sangat mengejutkan keluarga kami, karena menurut kami, saudara saya ini memiliki kerohanian yang cukup baik, berusaha tidak absen gereja, tidak jarang menulis status rohani dijejaring sosial, dan punya trade record yang baik dilingkungan dia berada. Setelah diajak berdiskusi mengenai rencana pernikahannya tersebut, saudara saya ini berasalan kalau dia sudah menjalin hubungan dengan pasangannya cukup lama dan usia dia yang terbilang tidak lagi muda sebagai seorang wanita lajang sehingga mendesak dia dan pasangannya untuk segera menikah.

Kejadian ini menegur sekaligus membawa saya dalam perenungan tentang perumpamaan tentang seorang penabur. Dalam perjalanan bersama Tuhan selama hampir 26 tahun masa hidup saya, sudah begitu banyak Firman Tuhan yang saya dengar, dari mulai Firman Tuhan yang hampir membuat saya tertidur dalam gereja sampai pada yang menggetarkan hati saya. Perjalanan bersama Tuhan dimulai saat saya berusia 18 tahun yaitu ketika saya menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dan Pemilik Hidup saya, dan sejak saat itu sampai hari ini saya mengalami masa berada “dipinggir jalan”, masa “berbatu-batu” , masa “semak duri” dan dalam proses masa “tanah baik”.

Masa “dipinggir jalan” adalah masa dimana saya belum menerima Tuhan Yesus sebagai Pemilik Hidup saya, saya seorang dengan “agama” Kristen yang mendengar Firman tapi tidak mengerti Firman. Saya hidup tetapi “mati”, karena saya tidak memiiki Roh Kudus sebagai penolong untuk memberi pengertian mengenai isi hati Tuhan. Saya kegereja, baca dan dengar Firman, tapi setelah itu hidup saya tidak berubah, saya tetap dengan kebiasaan-kebisaan lama saya, dosa-dosa pribadi saya dan melakukan hal-hal yang tidak memuliakan nama Tuhan.

Memutuskan menerima Tuhan Yesus ternyata bukanlah akhir, tapi sebuah perjalanan kesetiaan dan pembuktian seumur hidup saya. Sampailah saya pada masa “berbatu-batu”, yaitu saat saya sangat antusias dan “kelihatan fanatik” menerima Firman Tuhan, yang ternyata tidak berakar dan tahan sebentar saja. Bukan penindasan atau penganiyaan dari orang lain yang saya dapat, sehingga saya pernah “mencoba-coba pacaran beda iman”. Saya tertindas dan teraniaya oleh keinginan daging saya, rohani saya tahu kebenaran Firman, tapi daging saya terlalu lemah untuk taat pada Firman itu, lemah oleh kebaikan dan ketampanan dari seorang pria yang beda iman dengan saya. Puji Tuhan, masa ini sudah terlewati karena tangan Tuhan yang tidak pernah menyerah mengerjakan “tanah” saya.

Dan sekali lagi saya mau mengatakan bahwa memutuskan menerima Tuhan Yesus bukanlah akhir, tapi perjalanan kesetiaan dan pembuktian seumur hidup, perjalanan mengikutNya memberikan banyak sekali pengertian yang pelan tapi pasti mengubahkan hidup saya. Masa “semak duri” adalah saat Firman yang saya dengar berakar dan tumbuh tapi ketika saya mulai kuatir tidak diterima oleh lingkungan karena gaya hidup saya yang berbeda sehingga tidak jarang menggiring saya mengikuti gaya hidup mereka, kuatir akan masalah keuangan yang membuat saya pelit memberikan perpuluhan, kuatir akan jam biologis dan “ke-singelan” saya sehingga adakalanya saya terlalu mudah menerima seseorang menjadi “pacar” tanpa mengenal dan mendoakan secara dalam. Masa ini  seringkali menimbulkan pertanyaan dalam hati saya mengenai penggenapan janji-janji Tuhan, dan tidak jarang saya berprasangka buruk kepada Tuhan atas hal-hal diluar perkiraan  yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup saya.

Kembali lagi pada kisah saudara saya yang ingin menikah dengan pria beda iman, saya sangat yakin kejadian ini tidak hanya terjadi pada dia dan hampir terjadi juga pada saya. Saya dan dia adalah orang-orang yang sudah entah berapa ratus kali mendengar bahkan mengalami kebenaran Firman Tuhan, kami adalah orang-orang yang hatinya bergetar dan meneteskan air mata saat Firman menegur dan meneguhkan hati kami, kami adalah orang-orang yang mengangkat tangan kami ketika hamba Tuhan menantang kami untuk berkomitmen setia hidup dalam Tuhan, dan kami adalah orang-orang yang ketika keluar dari gereja atau pulang dari retreat siap untuk menghadapi dunia dengan komitmen baru kami, menyatakan Tuhan dalam perkataan dan perbuatan kami. Tapi tidak lama bahkan sesaat setelah semua Firman selesai didengar dan komitmen baru saja diucapkan, kami kembali melihat sebuah realita yang harus hadapi; dosa-dosa pribadi, kebiasaan-kebiasaan lama, menjadi kelompok minoritas, predikat single, tabungan yang menipis dan berbagai hal yang bisa membuat kami diterima dunia tapi bertentangan dengan Firman Tuhan. Semuanya berkecamuk dalam hati kami, mengharuskan kami untuk memilih kepada siapa kami harus mengabdi, kepada Tuhan atau kepada dunia?.

Yupp...Kita semua adalah orang-orang yang mendengar Firman Tuhan, gembira menerimanya, dan bertekad menghidupinya, tapi nyatanya kita juga menjadi orang-orang yang seringkali mengabaikannya bahkan mempertanyakan kebenaran FirmanNya secara sadar atau tidak ketika fokus kita beralih bukan lagi kepada Tuhan tapi kepada kenyataan hidup dihadapan kita. Maka dari itu, kita tidak perlu heran atau merasa bingung kalau mendengar ada orang-orang yang begitu kelihatan “militan dan fanatik” dalam Tuhan jatuh dalam dosa seks dan perselingkuhan, KKN, tiba-tiba pindah keyakinan, bahkan masuk penjara karena melakukan tindak kriminalitas. Mereka adalah orang-orang yang mendengarkan Firman Tuhan, tapi hati mereka belum menjadi tanah yang baik dan siap untuk menerima Firman Tuhan, masih banyak batu yang harus disingkirkan dan semak duri yang harus dicabut agar benih Firman Tuhan berakar kuat, tumbuh dan berbuah berlipat-lipat. Untuk itu marilah kita merenung dan bertanya pada Tuhan “seperti apakah hatiku, Tuhan?”.

Dan semua perenungan saya ini membawa kepada satu akhir, yaitu sebuah doa yang penuh penyerahan pada Tuhan : “Tuhan Yesus, kami menyerahkan hati kami kepadaMu, bentuklah hati kami menjadi tanah yang baik, supaya setiap Firman yang Engkau taburkan tidak kembali dengan sia-sia, FirmanMu berakar dalam dan kuat  dihati kami, bertumbuh dalam pengenalan yang benar akan FirmanMu, dan berbuah lebat pada musimnya, buah-buahnya dapat dilihat bahkan berguna bagi orang-orang disekitar kami, dosa-dosa kami telah diampuni, kami tidak mau lagi hidup dalam ketakutan dan kekuatiran akan hal apapun juga, karena kami tahu bahwa satu-satunya yang kami butuhkan hanyalah Engkau, Engkau Pemilik Segalanya, Maha Segalanya, siapakah dan apakah yang dapat melawan kami?...Biarlah Roh KudusMu hidup dalam kami, memberikan kekuatan dan damai sejahtera yang melampaui akal dan pikiran kami, sehingga hati kami dapat dipastikan adalah tanah yang baik yang siap dengar dan menghidupi FirmanMu, Dalam nama Yesus, Amin”

Kehidupan “benih” dimulai dari dalam tanah. Saat “benih” jatuh ke tanah yang baik, maka benih akan tumbuh dan berbuah dengan baik, proses itu tidak terlihat mata kita, tapi pohon dan buah-buahnya adalah bukti kasat mata kalau “benih” itu HIDUP...
Pastikan hati kita adalah tanah yang baik !!


“Kamu akan MENDENGAR dan MENDENGAR,
Namun TIDAK MENGERTI,
Kamu akan MELIHAT, dan MELIHAT
Namun TIDAK MENANGGAP,
Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar
Dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya
Dan mendengar dengan telinganya
Dan mengerti dengan hatinya,
Lalu BERBALIK sehingga Aku MENYEMBUHKAN mereka.
Tetapi BERBAHAGIALAH matamu karena melihat, dan telingamu karena mendengar”
_Matius 13.14-16

Wednesday, April 3, 2013

Aku seorang yang berlutut

Jarak hidupku begitu pendek
hanya diantara celah sempit lututku yang berlutut dan lantai yang dingin
dengan tidak membawa apapun
hanya hati hancur yang mau diajar

Jarak antara aku dan Tuanku begitu pendek
hanya diantara celah sempit lututku yang berlutut dan lantai yang dingin
agar aku tidak menjadi congkak atau rendah diri
memandang Tuanku tanpa menengadah ataupun menunduk..kami berpandangan mata

Jarak antara aku dan masalahku begitu pendek
hanya diantara celah sempit lututku yang berlutut dan lantai yang dingin
aku tidak sanggup berdiri melawan musuh-musuhku
hanya menutup mata dan berlutut tanda penyerahan kepada Tuanku Yang Maha Kuasa

Aku seorang yang berlutut
yang tidak bisa hidup kalau berjalan
tapi selalu tercukupi jika aku berlutut
kemanapun Tuan membawaku
aku harus selalu berlutut
tanda aku hamba setia dan penuh hormat
tanda aku percaya kalau hidupku aman bersamaNya
sakit dan iri saat harus melihat banyak orang berlari dengan kakinya
dan aku...harus berlutut menempuh perjalanan hidup
saat ada yang mencibir caraku "berjalan"
aku hanya bisa memandang Tuanku, Sang Pemilik Hidupku
Tuanku tidak mau aku berdiri dan lari dariNya
Dia tetap menginginkan aku berlutut
agar aku tetap bersamaNya
Dia tidak ingin ketika aku berlari, aku akan menjauh dariNya
dan ditengah jalan menjadi lelah, kehausan dan mati

Aku seorang yang berlutut

Sunday, March 24, 2013

Jujur atau Aman?



Saya sangat menikmati acara TV “Hitam Putih”, karena acara ini menghadirkan bintang tamu (biasa nya pekerja seni atau orang-orang dengan keunikan dan kekhususan tertentu) dimana kita bisa melihat sisi berbeda dan lebih dalam dari mereka, dan pada akhir acara si pembawa acara akan mempermanis acaranya dengan quotes yang cukup touching dan menginsipirasi. Dalam acara ini ada satu sesi yang dinamakan “Questions of Life”, dan pertanyaan yang paling menarik perhatian saya adalah “Pilih JUJUR atau AMAN?”...

Menjadi jujur atau aman adalah dilema yang selalu kita alami setiap harinya, ketika kita jujur ada harga mahal yang harus kita bayar, mulai dari nama baik yang rusak, dijauhi bahkan dibenci orang lain. Tapi menjadi jujur pada akhirnya akan memberikan rasa aman yang sebenarnya. Sedangkan, ketika kita memilih berdalih atau mencari-cari alasan untuk kepentingan kita dan sebagai bentuk self defense agar posisi kita aman, saat itu tanpa sadar kita sedang memperparah suatu keadaan seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja. Ibaratkan seseorang yang punya luka yang cukup parah, agar luka dapat diobati dan sembuh total, sang dokter harus membersihkan luka-lukanya dengan benar, membasuhnya dengan antiseptik, setelah luka dipastikan bersih barulah sang dokter melumuri luka dengan obat dan menutup dengan perban, semua proses ini sangat menyakitkan tapi tentunya berpotensi menyembuhkan baik cepat atau lambat. Demikian juga dalam hidup, masalah ibarat luka yang jika tidak segera dibersihkan dan diobati akan memperparah keadaannya, dan keterbukaan/ kejujuran adalah awal dari pemulihan masalah, apapun itu.

Menjadi jujur dapat melatih karakter kita. Dengan membiasakan hidup jujur, kita akan melatih karakter yang berani menyatakan benar itu benar dan salah itu salah, hidup kita tidak akan berada dalam area “abu-abu”. Jujur bukan tentang perkataan saja, jujur adalah keserasian antara pikiran, perkataan dan perbuatan kita.

Jujur melatih kita untuk rendah hati dan bertanggung jawab. Menyatakan hal benar atau salah bukanlah hal mudah, menyatakan hal benar berarti menjadikan diri kita berbeda dengan orang lain, misalnya saat berkendara, ada beberapa pengendara yang menerobos lampu merah karena jalanan sepi, dan kita tidak beranjak dari tempat, mungkin kelihatan “bodoh” tapi tanpa disadari kita sedang menghadiahi rasa aman yang sebenarnya kepada diri kita sendiri. Demikian juga menyatakan kesalahan, baik kesalahan kita atau kesalahan orang lain. Mengakui kesalahan sendiri butuh kerendahan hati dan kesiapan hati untuk menerima segala resiko dan kemungkinan adanya pihak-pihak yang dirugikan akibat kesalahan kita.

Salah satu wujud KASIH yang paling sulit dilakukan oleh siapapun juga  adalah ketegasan, karena selama ini kita mengartikan kasih selalu dengan kelemah lembutan dan ketidak berdayaan. Jujur berarti tegas, saat kita tegas saat itu kita sedang menyampaikan kejujuran. Dulunya saya selalu tidak suka dengan orang-orang yang suka menegur atau menyatakan kesalahan saya dengan keras (marah-marah), saya selalu mempersoalkan “cara” mereka menyampaikannya karena cara mereka menyakiti hati saya. Tapi hari ini saya mengerti dan bersyukur ada orang-orang yang jujur dan apa adanya menegur dan menyatakan kesalahan saya. Kejujuran mereka bagaikan obat yang pahit, caranya mungkin tidak mengenakkan, saya harus menelan banyak obat pahit bahkan kadang tanpa bantuan air untuk memudahkan menelannya bahkan saya dicekoki, tapi itu menyembuhkan saya, menjadikan diri saya lebih anggun dari sebelumnya dan mendewasakan saya. Dan “cara” bukan lagi masalah buat saya, saya masih muda harus banyak mendengarkan nasehat dan harus mau dikritisi. Dasar kasih inilah yang harusnya memotivasi kita untuk menyatakan kesalahan orang lain, bukan untuk mempermalukannya, tapi wujud kasih kita kepada orang lain. Latihlah diri untuk menyampaikan kesalahan dengan “cara” yang benar dan tidak mempermalukan orang lain.

Kenyataannya, kejujuran seringkali pahit dan menyakitkan untuk dilakukan dan diterima, tapi pada akhirnya membuahkan rasa aman yang sebenarnya.

Mari bersama-sama belajar hidup jujur...



Jika YA, hendaklah kamu katakan: YA, jika TIDAK, hendaklah kamu katakan: TIDAK. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Matius 5.37


Monday, March 18, 2013

All about LOVE



Bicara tentang Love alias kasih pasti tidak pernah ada habisnya, karena hakikat manusia diciptakan adalah untuk mengasihi Tuhan dan sesamanya manusia. Sebelum manusia bisa mengasihi Tuhan dan sesamanya manusia, manusia harus terlebih dulu merasakan kasih dari Sang Pencipta Kasih itu sendiri yaitu Tuhan, tidak ada Pengajar Kasih yang lebih hebat dari pada Tuhan, karena Dia sendiri telah menyatakan kasihNya buat manusia dengan mati diatas kayu salib.

Camp beberapa hari lalu kembali memotivasi saya untuk menuliskan beberapa hal yang saya dapat mengenai KASIH atau LOVE. Kekuatan TERBESAR yang ada dibawah kolong langit ini, yang tidak dapat dihentikan oleh apapun juga, dan saat kita memilikinya tidak ada lagi jarak, waktu, manusia lain, usia, dan masalah yang dapat menghentikan kita untuk melakukan yang terbaik untuk setiap pribadi yang kita kasihi, itulah KASIH.

Kasih AGAPE

Kasih Agape adalah kasih yang sempurna, yaitu kasih Allah, hanya Allah yang dapat mengasihi manusia tanpa pamrih, Dia akan tetap mengasihi manusia sekalipun manusia tidak mengasihiNya, dan Kasih inilah yang mendorong Sang Pemilik Surga yaitu Tuhan Yesus untuk datang kedunia ini dan menebus kita manusia dari dosa “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3.16).

Tuhan Yesus datang kedunia ini dengan satu tujuan yaitu untuk membuktikan CINTA-Nya buat manusia. Dia datang untuk memperbaiki HUBUNGAN antara Allah dan manusia yang telah rusak, dan harga yang harus dibayarkannya untuk merebut hati kita adalah seharga nyawaNya. Allah tahu jika seseorang sudah menyadari arti pengorbananNya dan menerima KasihNya yang mengubahkan maka hubungan manusia dengan Allah dan sesamanya akan dipulihkan. Sangat sulit untuk manusia mengasihi sesamanya jika ia belum merasakan dan menerima Kasih sejati yang bersumber dari Tuhan Yesus.

Kasih Storge

Kasih Storge adalah Kasih Antar Generasi, yaitu kasih antara orang tua dan anak-anak ataupun sebaliknya. Firman Tuhan dalam Keluaran 20 ayat 12 berkata “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu”. Firman ini bicara tentang otoritas generasi diatas kita, firman tidak berkata “Hormatilah ayahmu dan ibumu jika mereka kaya dan baik hati....”, firman Tuhan tegas mengatakan untuk tetap menghormati orang tua kita sekalipun mereka salah, bukan orang tua yang baik, ataupun tidak kaya, apapun keberadaan mereka Tuhan tetap memerintahkan kita untuk menaruh hormat pada mereka. Lalu bagaimana kalau orang tua memberikan arahan yang salah  atau tidak memberikan teladan yang baik kepada kita, inilah tugas kita sebagai anak-anaknya dengan lemah lembut bertukar pikiran dan terlebih dulu memberikan teladan lewat perbuatan kita, sebagai anak-anak yang mengetahui kebenaran adalah tugas kita untuk berdoa bagi orang tua kita dan mengingatkan mereka dengan penuh rasa hormat.

Percayalah, saat kita sudah menerima kasih Tuhan maka hati kita pun akan dilembutkan untuk menerima kekurangan dan keterbatasan orang tua kita, darisitu kita akan memiliki kerinduan untuk mendoakan mereka dan mengasihi mereka. Amsal 21 ayat 1 berkata “Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini”. Kalau Tuhan sanggup mengubah hati Raja  sangat mungkin Tuhan mengubahkan hati orang tua kita.

Kasih Storge juga bicara tentang otoritas para pemimpin kita didunia ini. Sama seperti halnya kepada orang tua. Kasih storge mengajarkan kita arti otoritas generasi diatas kita, dimana kita tidak dapat memilih dimana kita dilahirkan atau siapa yang memimpin kita. Contoh sikap Daud adalah sikap yang sangat menghormati otoritas. Saat itu Saul dalam perjalanan mencari Daud, ditengah jalan Saul “buang hajat” didalam sebuah gua, tanpa sepengetahuan Saul, ternyata Daud dan orang-orangnya sudah bersembunyi dibelakang gua tersebut. Padahal saat itu Daud punya kesempatan besar untuk menghabisi nyawa orang yang mencarinya dan berusaha membunuhnya, tapi Daud tidak melakukannya dan malah mengatakan “Dijauhkan TUHANlah kiranya daripadaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan” (cerita lengkap dapat dibaca pada 1 Samuel 24 :1-8). Suatu pernyataan luar biasa dimana Daud sangat mengerti arti otoritas pemimpinnya, Daud menghormati Allah yang mengurapi dan memberikan otoritas kepada Saul untuk menjadi Raja atas Israel. Suatu sikap yang sangat patut dicontoh, mungkin pemimpin kita kelihatan bodoh dan tidak mengerti apa-apa, sulit untuk berterima kasih dan meminta maaf, kerjaannya marah-marah dan bossy. Orang-orang yang punya kebiasaan marah tanpa alasan dan sulit meminta maaf biasanya adalah pribadi yang punya perasaan insecure yang sangat tinggi, hidupnya pasti tidak tenang. Tapi mereka tetaplah pemimpin kita, Tuhan memberikan otoritas bagi mereka untuk menjadi pemimpin bagi kita, tugas kita adalah bekerja dengan jujur dan setia sambil terus mendoakan mereka dan menjauhkan diri dari keinginan untuk mencurangi ataupun menjatuhkan mereka. "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah" (Matius 22.21).

Kasih Storge juga bicara tentang mengasihi generasi dibawah kita. Tidak bisa membayangkan bagaimana setiap harinya ada banyak anak muda yang jatuh dalam dosa freeseks, narkoba, aborsi,  pornografi, morality, pacaran beda iman, bolos sekolah dan berbagai “kenakalan” lainnya. Saya adalah salah satu dari anak muda yang pernah jatuh dalam dosa, saya melakukan dosa karena saya punya perasaan tidak berharga dalam diri saya, saya tahu tentang Tuhan tapi saya tidak mengenal Pribadi yang penuh Kasih itu, tidak ada yang memperkenalkannya pada saya, sampai akhirnya ada sahabat-sahabat yang memperkenalkan Tuhan Yesus pada saya, dan mulai saat itu walaupun saya masih bergumul dalam dosa, Tuhan menuntun saya untuk bangkit dan berjuang menjadi serupa denganNya. Kasih yang mengubahkan saya, adalah kasih yang sama dan bisa mengubahkan generasi dibawah kita. Kasih yang sudah saya dan kita semua terima inilah yang kiranya menyentuh dan menggerakkan hati kita untuk care pada generasi dibawah kita, untuk melayani dan memperkenalkan mereka tentang Tuhan Yesus, agar sedari muda mereka menyadari keberhargaan dirinya dan menyerahkan hidupnya untuk mengasihi dan memuliakan Tuhan karena masa muda adalah fase kehidupan manusia untuk memaksimalkan hidupnya. “Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.” (Mazmur 127.4)

Kasih Filia

Kasih persahabatan terlihat jelas dalam persahabatan antara Daud dan Yonatan. Dalam 1 Samuel 18 ayat 1-4 dikatakan bagaimana Yonatan mengasihi Daud seperti jiwanya sendiri, dia menanggalkan jubah yang dipakainya dan memberikannya pada Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya. Yonatan memberikan jubahnya yang adalah identitasnya sebagai seorang Putra Mahkota, dia memberikan identitas baru bagi Daud dan memandang dirinya sama seperti Daud, kemudian dia memberikan baju perangnya yang adalah pelindung yang dipakainya untuk berperang ini berarti Yonatan memberikan rasa aman dan perlindungan untuk Daud. Lalu Yonatan memberikan pedang dan panahnya yang berarti Yonatan memberikan modal/ sarana bagi Daud untuk mempertahankan kehidupannya. Dan yang terakhir Yonatan memberikan ikat pinggangnya, ikat pinggang disini berfungsi untuk mengikat semua yang diberikan Yonatan kepada Daud agar tetap pada tempatnya. Inilah teladan persahabatan yang sesungguhnya, yaitu ketika kita mengasihi sahabat kita selayaknya diri kita sendiri, memberikannya rasa aman, ikut terbeban dalam kelangsungan kehidupannya dan tetap bersamanya (konsisten) dalam segala keadaan yang dihadapinya.

Persahabatan sejati adalah saat kita tetap bersama dengan sahabat kita dari awal sampai akhir menjalani suka atau duka yang dialaminya. Persahabatan tidak dibangun karena nongkrong bareng atau sekedar senang-senang saja, persahabatan dibangun dari sukacita sampai air mata, dari dukungan sampai kritik pedas, dari kedekatan yang sangat dekat sampai harus berpisah untuk beberapa waktu, dan nama sahabat yang tidak pernah absen dari doa-doa kita, darisitulah persahabatan dibangun. Kalau hari-hari ini ada sahabat yang sepertinya menjauh dari kita, saatnya berdoa dan memperhatikan mereka, kita tidak pernah tahu apa yang terjadi pada kehidupan mereka, kita sebagai sahabat punya tanggung jawab atas kehidupan mereka “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara dalam kesukaran” (Amsal 17.17).

Kasih Eros

Bicara tentang Kasih Eros sebagian orang merasa terlalu vulgar, padahal kasih eros adalah kasih yang sangat spesial, kasih eros tidak seperti kasih Agape yang ketika kita memilikinya kita punya kewajiban untuk membagikanya kepada semua orang, kasih eros juga tidak seperti storge dan filia yang bersifat pilihan ( kita dibebaskan memilih untuk mengaplikasikan storge dan filia). Kasih eros sangat ekslusif dan suci, karena kasih ini hanya bisa diberikan kepada SATU ORANG yaitu pasangan hidup kita dalam Tuhan, kasih ini tidak bisa dibagi-bagi, Tuhan mengkhususkannya untuk dinikmati setelah kita diberkati dalam pernikahan kudus.

Hamba Tuhan yang membawakan sesi Kasih Eros ini mengatakan “Jenis umpan menentukan Jenis Ikan, jika kita menarik seorang wanita hanya dengan uang dan kekayaan kita, jangan kaget jika kita mendapatkan wanita matrealistis, dan jika kita menarik seorang pria hanya dengan kecantikan dan tubuh kita, jangan kaget jika kita mendapatkan pria hidung belang, jadilah menarik karena karakter kita yang takut akan Tuhan”. Ya benar sekali, segala yang kelihatan selalu bersifat tidak kekal, ketampanan dan kecantikan akan memudar seiring dengan bertambahnya usia, uang dan kekayaan jika kita tidak memiliki hikmat  untuk menikmati dan mempergunakannya sesuai dengan kehendak Tuhan semua akan bisa saja habis sekejap mata, dibutuhkan dua pribadi yang punya karakter takut akan Tuhan dan mau diubahkan secara terus-menerus untuk mempertahankan sebuah pernikahan.

Jangan berfokus pada wedding party, tapi fokus lah pada your marriage life. Dekorasi gedung seharga jutaan rupiah akan dirubuhkan sesaat wedding party selesai, berjuta-juta uang dikeluarkan hanya untuk memberikan kesan “WOW” dan embel-embel “SEKALI SEUMUR HIDUP” untuk wedding party, padahal inti dari pernikahan adalah kehidupan pernikahan itu sendiri. Kehidupan pernikahan dalam Tuhan adalah saat suami mengetahui perannya untuk mengasihi (love) istrinya sebagaimana dirinya sendiri, dan seorang istri yang menaruh hormat (respect) dan tunduk pada suaminya. Ketika kita mulai kesal dengan pasangan, ingatlah bagaimana dulu kita memperjuangkan hubungan kita dengannya sampai akhirnya kita berkomitmen dalam pernikahan kudus, jangan sekali-kali lari jika ada masalah atau mengambil jalan pintas, pilihlah untuk tinggal diam dan mencari jawaban dalam Tuhan.

Kalau saat ini kita membangun relationship dengan seseorang, jangan membangun kisah cinta murahan dengannya, tapi bangunlah persahabatan, dengan saling menghormati dan menjaga satu sama lain karena dia adalah saudara dan saudari kita dalam Tuhan. Perbanyaklah diskusi dan kegiatan saling mengisi satu sama lain. Perhatikan caranya bersosialisasi dan memperlakukan orang lain, jadilah sahabat doa dan teman curhat yang mengasyikkan bagi calon pasangan hidup kita.

Dan pada akhirnya, ketika hubungan kita dengan Tuhan dipulihkan, kita juga akan mengalami pemulihan hubungan baik dengan generasi diatas kita (orang tua dan pemimpin), generasi dibawah kita, sahabat/ saudara dalam Tuhan dan pasangan hidup kita. Yup, KASIH adalah kekuatan terbesar yang pernah ada, yang kekuatannya tidak dapat dihentikan apapun dan siapapun sehingga kekuatannya dapat menggerakkan hati Pemilik Sorga untuk turun dari tahtaNya untuk disalibkan dan membuktikan kasihNya kepada manusia.

Maukah kita menerima kasihNya dan mengijinkanNya memulihkan hidup kita? Sekaranglah waktunya...

Tuhan Yesus, hari ini aku membuat satu keputusan penting dalam hidupku,
Satu keputusan yang aku percaya dapat mengubah hidupku untuk selama-lamanya,
Hari ini aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamatku,
Aku menyerahkan otoritas hidupku dalam tanganMu, dan menjadi milikMu sepenuhnya,
Aku tahu ketika aku menyerahkan hidupku, kehidupanku mungkin tidak selalu berjalan baik-baik saja,
Untuk itu ajar aku untuk mengandalkanMu dan peka terhadap kehadiranMu dalam hidupku
Kiranya Roh Kudus tercurah atasku saat ini,
Didalam nama Tuhan Yesus, Amin


Written by_AuRin