Sunday, March 24, 2013

Jujur atau Aman?



Saya sangat menikmati acara TV “Hitam Putih”, karena acara ini menghadirkan bintang tamu (biasa nya pekerja seni atau orang-orang dengan keunikan dan kekhususan tertentu) dimana kita bisa melihat sisi berbeda dan lebih dalam dari mereka, dan pada akhir acara si pembawa acara akan mempermanis acaranya dengan quotes yang cukup touching dan menginsipirasi. Dalam acara ini ada satu sesi yang dinamakan “Questions of Life”, dan pertanyaan yang paling menarik perhatian saya adalah “Pilih JUJUR atau AMAN?”...

Menjadi jujur atau aman adalah dilema yang selalu kita alami setiap harinya, ketika kita jujur ada harga mahal yang harus kita bayar, mulai dari nama baik yang rusak, dijauhi bahkan dibenci orang lain. Tapi menjadi jujur pada akhirnya akan memberikan rasa aman yang sebenarnya. Sedangkan, ketika kita memilih berdalih atau mencari-cari alasan untuk kepentingan kita dan sebagai bentuk self defense agar posisi kita aman, saat itu tanpa sadar kita sedang memperparah suatu keadaan seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja. Ibaratkan seseorang yang punya luka yang cukup parah, agar luka dapat diobati dan sembuh total, sang dokter harus membersihkan luka-lukanya dengan benar, membasuhnya dengan antiseptik, setelah luka dipastikan bersih barulah sang dokter melumuri luka dengan obat dan menutup dengan perban, semua proses ini sangat menyakitkan tapi tentunya berpotensi menyembuhkan baik cepat atau lambat. Demikian juga dalam hidup, masalah ibarat luka yang jika tidak segera dibersihkan dan diobati akan memperparah keadaannya, dan keterbukaan/ kejujuran adalah awal dari pemulihan masalah, apapun itu.

Menjadi jujur dapat melatih karakter kita. Dengan membiasakan hidup jujur, kita akan melatih karakter yang berani menyatakan benar itu benar dan salah itu salah, hidup kita tidak akan berada dalam area “abu-abu”. Jujur bukan tentang perkataan saja, jujur adalah keserasian antara pikiran, perkataan dan perbuatan kita.

Jujur melatih kita untuk rendah hati dan bertanggung jawab. Menyatakan hal benar atau salah bukanlah hal mudah, menyatakan hal benar berarti menjadikan diri kita berbeda dengan orang lain, misalnya saat berkendara, ada beberapa pengendara yang menerobos lampu merah karena jalanan sepi, dan kita tidak beranjak dari tempat, mungkin kelihatan “bodoh” tapi tanpa disadari kita sedang menghadiahi rasa aman yang sebenarnya kepada diri kita sendiri. Demikian juga menyatakan kesalahan, baik kesalahan kita atau kesalahan orang lain. Mengakui kesalahan sendiri butuh kerendahan hati dan kesiapan hati untuk menerima segala resiko dan kemungkinan adanya pihak-pihak yang dirugikan akibat kesalahan kita.

Salah satu wujud KASIH yang paling sulit dilakukan oleh siapapun juga  adalah ketegasan, karena selama ini kita mengartikan kasih selalu dengan kelemah lembutan dan ketidak berdayaan. Jujur berarti tegas, saat kita tegas saat itu kita sedang menyampaikan kejujuran. Dulunya saya selalu tidak suka dengan orang-orang yang suka menegur atau menyatakan kesalahan saya dengan keras (marah-marah), saya selalu mempersoalkan “cara” mereka menyampaikannya karena cara mereka menyakiti hati saya. Tapi hari ini saya mengerti dan bersyukur ada orang-orang yang jujur dan apa adanya menegur dan menyatakan kesalahan saya. Kejujuran mereka bagaikan obat yang pahit, caranya mungkin tidak mengenakkan, saya harus menelan banyak obat pahit bahkan kadang tanpa bantuan air untuk memudahkan menelannya bahkan saya dicekoki, tapi itu menyembuhkan saya, menjadikan diri saya lebih anggun dari sebelumnya dan mendewasakan saya. Dan “cara” bukan lagi masalah buat saya, saya masih muda harus banyak mendengarkan nasehat dan harus mau dikritisi. Dasar kasih inilah yang harusnya memotivasi kita untuk menyatakan kesalahan orang lain, bukan untuk mempermalukannya, tapi wujud kasih kita kepada orang lain. Latihlah diri untuk menyampaikan kesalahan dengan “cara” yang benar dan tidak mempermalukan orang lain.

Kenyataannya, kejujuran seringkali pahit dan menyakitkan untuk dilakukan dan diterima, tapi pada akhirnya membuahkan rasa aman yang sebenarnya.

Mari bersama-sama belajar hidup jujur...



Jika YA, hendaklah kamu katakan: YA, jika TIDAK, hendaklah kamu katakan: TIDAK. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Matius 5.37


No comments:

Post a Comment