Saya sangat menikmati acara TV
“Hitam Putih”, karena acara ini menghadirkan bintang tamu (biasa nya pekerja
seni atau orang-orang dengan keunikan dan kekhususan tertentu) dimana kita bisa
melihat sisi berbeda dan lebih dalam dari mereka, dan pada akhir acara si
pembawa acara akan mempermanis acaranya dengan quotes yang cukup touching dan menginsipirasi. Dalam acara ini ada
satu sesi yang dinamakan “Questions of
Life”, dan pertanyaan yang paling menarik perhatian saya adalah “Pilih
JUJUR atau AMAN?”...
Menjadi jujur atau aman adalah
dilema yang selalu kita alami setiap harinya, ketika kita jujur ada harga mahal
yang harus kita bayar, mulai dari nama baik yang rusak, dijauhi bahkan dibenci
orang lain. Tapi menjadi jujur pada
akhirnya akan memberikan rasa aman
yang sebenarnya. Sedangkan, ketika kita memilih berdalih atau mencari-cari
alasan untuk kepentingan kita dan sebagai bentuk self defense agar posisi kita aman, saat itu tanpa sadar kita
sedang memperparah suatu keadaan seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja.
Ibaratkan seseorang yang punya luka yang cukup parah, agar luka dapat diobati
dan sembuh total, sang dokter harus membersihkan luka-lukanya dengan benar,
membasuhnya dengan antiseptik, setelah luka dipastikan bersih barulah sang
dokter melumuri luka dengan obat dan menutup dengan perban, semua proses ini
sangat menyakitkan tapi tentunya berpotensi menyembuhkan baik cepat atau lambat.
Demikian juga dalam hidup, masalah ibarat luka yang jika tidak segera
dibersihkan dan diobati akan memperparah keadaannya, dan keterbukaan/ kejujuran
adalah awal dari pemulihan masalah, apapun itu.
Menjadi jujur dapat melatih
karakter kita. Dengan membiasakan hidup jujur, kita akan melatih karakter yang
berani menyatakan benar itu benar dan salah itu salah, hidup kita tidak akan
berada dalam area “abu-abu”. Jujur bukan tentang perkataan saja, jujur adalah
keserasian antara pikiran, perkataan dan perbuatan kita.
Jujur melatih kita untuk rendah
hati dan bertanggung jawab. Menyatakan hal benar atau salah bukanlah hal mudah,
menyatakan hal benar berarti menjadikan diri kita berbeda dengan orang lain,
misalnya saat berkendara, ada beberapa pengendara yang menerobos lampu merah
karena jalanan sepi, dan kita tidak beranjak dari tempat, mungkin kelihatan “bodoh”
tapi tanpa disadari kita sedang menghadiahi
rasa aman yang sebenarnya kepada diri kita sendiri. Demikian juga
menyatakan kesalahan, baik kesalahan kita atau kesalahan orang lain. Mengakui kesalahan
sendiri butuh kerendahan hati dan kesiapan hati untuk menerima segala resiko dan
kemungkinan adanya pihak-pihak yang dirugikan akibat kesalahan kita.
Salah satu wujud KASIH yang
paling sulit dilakukan oleh siapapun juga
adalah ketegasan, karena selama ini kita mengartikan kasih selalu dengan
kelemah lembutan dan ketidak berdayaan. Jujur berarti tegas, saat kita tegas
saat itu kita sedang menyampaikan kejujuran. Dulunya saya selalu tidak suka
dengan orang-orang yang suka menegur atau menyatakan kesalahan saya dengan
keras (marah-marah), saya selalu mempersoalkan “cara” mereka menyampaikannya
karena cara mereka menyakiti hati saya. Tapi hari ini saya mengerti dan
bersyukur ada orang-orang yang jujur dan apa adanya menegur dan menyatakan
kesalahan saya. Kejujuran mereka bagaikan obat yang pahit, caranya mungkin
tidak mengenakkan, saya harus menelan banyak obat pahit bahkan kadang tanpa
bantuan air untuk memudahkan menelannya bahkan saya dicekoki, tapi itu
menyembuhkan saya, menjadikan diri saya lebih anggun dari sebelumnya dan
mendewasakan saya. Dan “cara” bukan lagi masalah buat saya, saya masih muda
harus banyak mendengarkan nasehat dan harus mau dikritisi. Dasar kasih inilah
yang harusnya memotivasi kita untuk menyatakan kesalahan orang lain, bukan
untuk mempermalukannya, tapi wujud kasih kita kepada orang lain. Latihlah diri
untuk menyampaikan kesalahan dengan “cara” yang benar dan tidak mempermalukan orang
lain.
Kenyataannya, kejujuran seringkali
pahit dan menyakitkan untuk dilakukan dan diterima, tapi pada akhirnya
membuahkan rasa aman yang sebenarnya.
Mari bersama-sama belajar hidup
jujur...
Jika YA, hendaklah kamu katakan: YA,
jika TIDAK, hendaklah kamu katakan: TIDAK. Apa yang lebih dari pada itu berasal
dari si jahat.
Matius 5.37
No comments:
Post a Comment