Dua puluh empat tahun sudah aku bersekolah d Sekolah Kehidupan
ini...setiap hari aku diperhadapkan dengan dua pilihan, apakah hari ini
aku mau menjalani sebuah rutinitas atau apakah hari ini aku akan belajar
hal-hal yang baru...ya..ya...ya..aku sih pengennya belajar sesuatu yang
baru..tapi tidak jarang aku hanya datang, duduk, mendengar, dan
pulang!!...Selesai...
Tahun-tahun pertama di Sekolah Kehidupan terasa sangat menyenangkan...aku tidak perlu banyak berpikir..aku hanya perlu menangis jika aku merasa lapar, haus, kesakitan atau merasa kotor, maka ibu atau ayahku akan segera memeriksa keadaan ku dan menenangkanku...dan aku akan tertawa melihat ekspresi2 lucu orang2 disekitarku...Tapi ternyata tubuhku dan hidupku terus berkembang, bulan-bulan pertama yang menyenangkan mulai berubah...aku harus belajar mengunyah bubur....tapi aku suka yang dulu...karena aku tidak perlu menggerakkan gigiku yang mulai tumbuh memenuhi mulutku...aku juga ingat bagaimana senang nya ayah melihat aku berjalan setelah berbulan-bulan lamanya aku merangkak...padahal aku sangat takut saat itu...beberapa tahun setelahnya saat kemampuan ku bertambah, Kepala Sekolah Kehidupan merasa aku layak untuk naik kekelas berikutnya.
Aku senang berada dikelas ini setiap hari aku datang dengan satu perasaan yaitu "SENANG"..aku tau kalo hari ini pasti ada yang membangunkanku, meyiapkan bekal untukku, menyeterika pakaianku dan aku juga tau kalau disekolah nanti aku hanya perlu mewarnai gambar-gambar gunung dan bunga yang ku sukai, bermain-main ditaman sekolah bersama teman-teman sambil mendengarkan guru bercerita tentang Kisah Nabi Nuh dan keluarganya yang selamat dari Air Bah....yuphh..aku sangat suka kisah itu, rasanya ingin ikut berada dalam Bahtera Besar bersama kupu-kupu cantik jantan dan betina....hehe...kadang aku menangis karna tanganku tergores ranting pohon dihalaman sekolah...tapi tenang saja guruku yang baik akan segera datang dan mengobati luka ditanganku...Setelah aku mulai pandai berhitung dan menghapal beberapa huruf dengan bantuan guru-guru ku, hingga akhirnya Kepala Sekolah Kehidupan lagi-lagi menganggapku layak untuk naik ke kelas berikutnya...
Huft..kelas ini begitu menyebalkan, setiap hari aku harus menambahkan 2 apel dengan 2 apel yang pasti jawabannya 4 apel..tapi ketika apel dirubah menjadi angka 2 ditambah angka 2, aku harus menggunakan jari2ku untuk menghitungnya satu persatu...dikelas ini aku juga harus belajar mengeja dan membaca beberapa tulisan yang membuat kepala ku pusing...ditambah lagi anak laki-laki nakal yang memainkan kepangan rambutku yang susah payah kubuat karna ibuku bilang aku harus mulai belajar mandiri...aku juga benci dengan ujian-ujian baik ujian harian, ujian tengah semester, ujian semester, dan ujian nasional, semua ujian ini memaksa aku untuk berpikir, mengurangi waktu ku untuk bermain dengan anak-anak komplek, dan membuatku harus membaca dan melatih diri ku supaya aku dapat lulus dengan nilai yang memuaskan...
Saat berada di Kelas Menengah dalam Sekolah Kehidupan, pelajaran-pelajaran yang kuhadapi ternyata bertambah sulit, Buku Pedoman Kehidupan yang memuat semua kurikulum yang harus aku pelajari dari aku lahir sampai saat itu terasa hanya omong kosong. Kelas ini menuntut aku untuk lebih kreatif, lebih analitis, aku diharuskan membaca Buku Pedoman Kehidupan lebih sering, padahal aku tidak suka itu. Guru-guru selalu mengumandangkan bahwa Buku Pedoman Kehidupan itu punya peran yang sangat besar terhadap kehidupanku hari ini dan yang akan datang. Buku itu selalu bicara tentang adanya masa depan yang cerah dan penuh dengan harapan. Masa depan yang bagaimana, wajahku berjerawat dan aku benci itu, membuatku kehilangan rasa percaya diri didepan murid laki-laki yang kusukai. Perasaanku tiap hari tidak karuan, kadangkala aku bangun dengan rasa malas karena banyaknya tugas yang harus diselesaikan, ditambah harus bertemu dengan guru killer yang punya standar tinggi dalam mengajar...huft...rasa nya ingin cepat2 lulus dari kelas itu....tapi seringkali aku juga bangun dengan perasaan yang sangat senang, manakala mengingat akan bertemu pujaan hati disana...parasnya yang rupawan dan memberi semangat cukup menjadi alasan bagi ku untuk segera bangun dan menyemprotkan parfum ke baju seragam ku,ditambah lagi aku akan bertemu dengan guru-guru yang selalu memuji suara merduku, apalagi kalau hari itu sahabat2 ku mengajak ku nonton film terbaru...oo,..indahnya hidup…
Akhirnya untuk pertama kalinya, setelah 19 tahun bersekolah…aku bertatap muka dengan Kepala Sekolah Kehidupan. Ya kisahnya tidak enak untuk didengar, lagi-lagi karena seorang murid laki-laki yang ku taksir, murid laki-laki itu membuat aku patah hati dan hatiku terasa amat sakit, pelajaran dari guru-guru memang bisa menenangkanku untuk beberapa saat, tapi itu tidak berlansung lama, air mata terus membasahi pipiku tiap hari, hingga suatu ketika aku duduk ditaman sekolah dan Kepala Sekolah menghampiriku dan mengajak ku bicara. Ya 19 tahun aku tau siapa Pemimpin Sekolah Kehidupan ini, tapi selama itu pula aku tidak pernah berbicara denganNya, Dia memelukku dan mendengarkan setiap ceritaku…bahkan hanya dengan meneteskan air mata saja, Dia sudah mengerti…Dia berkata bahwa aku adalah pribadi yang sangat amat berharga dimataNya, dan Dia bersedia menjadi SAHABAT ku….mulai saat itu kami berSAHABAT, kami sering membaca Buku Pedoman Kehidupan bersama. Akhirnya Kelas ini dengan mudah kulewati…masalah sangat banyak dan terlihat sangat besar, tapi Kepala Sekolah kehidupan selalu menolongku untuk menyelesaikannya, terkadang aku mengunjungi ruanganNya, tapi Dialah yang seringkali menghampiriku di taman sekolah sedang menangis, saat aku terlalu malu untuk mengunjungiNya…
Nilai-nilaiku bisa dibilang baik,, walaupun ada kalanya buruk, bahkan sangat buruk untuk pelajaran-pelajaran tertentu, tapi Kepala Sekolah Kehidupan yang amat sangat bijaksana selalu punya standar yang tidak bisa kupahami dengan pikiranku...mungkin karna aku masih terlalu muda jadi tidak bisa memahami jalan pikiranNya...tapi ya Dia selalu punya cara untuk membuat semua murid si sekolah ini akhirnya lulus ditiap pelajaran, walapun ada yang lulus dengan jangka waktu yang amat sangat lama..entah karena kemampuan menerima pelajaran yang terbatas, guru killer yang punya standar tinggi dalam penilaian, atau perilaku nya yang buruk disekolah, tapi Dia berbaik hati memberikan pelajaran-pelajaran tambahan lewat guru-guru kepercayaanNya, Dia selalu memanggil anak-anak yang "dianggap" nakal keruanganNya, kenakalan-kenakalan murid-murid ditanggapi dengan cara yang berbeda-beda dari Kepala Sekolah, kadangkala Dia hanya menegur dengan kelembutanNya, kadang Dia memberi pilihan pada anak-anak itu, kadang Dia menangis dan memeluk anak-anak yang menurutku tidak pantas untuk dipeluk, dan tak jarang juga Dia memberi pelajaran yang dianggap orang lain sebagai Hukuman...Sebagian ada yang berubah dan akhirnya lulus sehingga dianggap layak untuk naik kelas, ada juga yang lambat sekali untuk berubah sehingga dia butuh waktu yang lebih lama untuk lulus, bahkan tak jarang ada yang mengeraskan hati sehingga tetap tinggal dikelas yang sama.
Oh ya pintu ruangan Kepala Sekolah tidak pernah ditutup, seperti biasanya Dia selalu membuka pintu ruanganNya, siapapun bebas masuk dan bertukar pikiran denganNya...Bahkan tak jarang Dia berkeliling dan menyapa setiap murid dan guru yang ada di Sekolah Kehidupan...Kepala Sekolahku adalah Sosok yang sangat ku kagumi...Dia tau semua tetang murid dan guru...tentang keluarga kami, tentang masalah-masalah kami, tentang kesulitan-kesulitan kami dalam mengikuti pelajaran, Dia bisa merasakan dan mengetahui apa yang kami rasakan, pikirkan bahkan sebelum kami mewujudkannya dalam perilaku kami...
Kembali lagi bercerita tentang diriku yang sekarang,
Tiap hari aku bangun dengan perasaan campur aduk, karena aku tau setiap aku diperhadapkan oleh banyaknya tugas dan tanggung jawab yang menanti untuk diselesaikan sehingga rasanya malas sekali untuk melangkah, aku berterima kasih buat Kepala Sekolah Kehidupan yang mempercayakanku duduk dikelas ini, kelas yang dianggap orang sebagai kelas favorit karena dikelas ini aku akan mengimplementasikan seluruh ilmu yang kupelajari sepanjang ku menjalani hari-hari ku di Sekolah Kehidupan, aku tidak harus mempelajari ilmu-ilmu tentang kenapa bumi berputar, atau kenapa bintang bersinar, kelas ini mengajarkanku akan kasih sayang, tiap hari aku harus belajar mengampuni saat ada perkataan atau perbuatan orang yang merugikanku atau menyakiti hatiku, saat aku diperlakukan tidak adil, saat aku dipermainkan oleh keadaan dan orang2 disekitarku, yupp..ada kala aku berhasil menempuh ujian kasih sayang ini,,tapi banyak kali aku gagal sehingga aku harus mengikuti beberapa pelajaran tambahan, tugas-tugas tambahan, ujian perbaikan bahkan hampir tiap hari aku mendatangi ruangan Kepala Sekolah untuk menangis dan mengeluhkan sakitnya hatiku..Aku juga sering berbuat kesalahan dikelas ini, seringkali egois terhadap teman-teman ku yang lain, aku terlalu pelit untuk membagi ilmu ku kepada mereka, memanipulasi pikiran mereka saat aku berpresentasi. Padahal Kepala Sekolah selalu mengingatkanku, bahwa murid-murid lain sama berharganya dengan ku…
Pelajaran yang paling berat yang kutempuh sampai saat ini adalah Pelajaran tentang Memilih Pasangan Hidup, sebenarnya ada banyak laki-laki tampan dan berhati baik diSekolah Kehidupan, dari mulai aku ditingkat Menengah sampai saat ini aku belum pernah lulus dalam ujian akhir untuk pelajaran yang satu ini, ada beberapa laki-laki yang kusukai atau menyukaiku, tapi sepertinya aku tidak terlalu pintar memilih. Adakalanya aku memilih beberapa dari mereka karena ketika aku menggandengnya semua mata gadis-gadis memandang iri padaku, terkadang aku memilih mereka karena aku merasa sendiri, atau karena aku iri melihat teman-temanku yang sudah lebih dulu lulus dalam ujian akhir ini. Tapi Kepala Sekolah ku memang nomor 1, Dia tidak pernah menyerah terhadap aku, banyak sekali pelajaran-pelajaran yang ditunjukkannya justru dari kesalahan-kesalahan ku dalam memilih, Dia mengambil kertas ujianku dan memintaku untuk menunjukkan beberapa kesalahan yang kubuat, ternyata kesalahan-kesalahan terjadi karena aku kurang teliti, aku asal saja memasukkan rumus, dan aku kurang berhati-hati dalam menyelesaikannya. Oh ya aku ingat aku sering tidak memperhatikan guru-guruku..tapi tidak juga, topik tentang cinta selalu disukai siapapun..lalu apa yang salah…mmm…ya AKU MENDENGAR tapi TIDAK MELAKUKANNYA…sok pintar…hahah…, aku juga jarang sekali bertanya atau berdiskusi dengan guru dan murid-murid yang lain tentang Pelajaran ini, padahal aku bisa belajar dari pengalaman mereka juga. Setelah aku menganalisa semua kesalahan-kesalahanku, giliran Kepala Sekolah yang menganalisa kesalahan-kesalahanku, menurut Beliau sebenarnya aku cukup pintar, Buku Pedoman Kehidupan sudah aku baca, walaupun tidak semua bisa aku ingat dengan detail..tapi aku seringkali lupa kalau pintu ruangan Kepala Sekolah Kehidupan selalu terbuka untuk siapa saja, dengan keperluan apa saja, Kepala Sekolah kenal dengan semua murid dan guru di Sekolah Kehidupan ini, mengenal mereka semua sampai kedalaman hati…Dia mempertanyakan kenapa aku hampir tidak pernah berkonsultasi mengenai cinta dan murid laki-laki yang hendak aku pilih menjadi pasangan hidup padahal Dia sangat mengenal setiap murid laki-laki di Sekolah Kehidupan……
Yuph, sampai saat ini aku masih menjadi murid di Sekolah Kehidupan…masih terus berjuang untuk memberikan yang terbaik, masih terus mengerjakan tugas-tugas dan pelajaran2 tambahan yang diberikan, masih harus menghadapi ujian-ujian yang pastinya akan meningkatkan kemampuanku….dan satu hal yang pasti masih terus berSAHABAT dan mengandalkan Kepala Sekolah Kehidupan yang tahu semua hal tentang HIDUP KU KEMARIN, HARI INI DAN YANG AKAN DATANG…
Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.
Yesaya 50 : 4
Written by : AuRin
Tahun-tahun pertama di Sekolah Kehidupan terasa sangat menyenangkan...aku tidak perlu banyak berpikir..aku hanya perlu menangis jika aku merasa lapar, haus, kesakitan atau merasa kotor, maka ibu atau ayahku akan segera memeriksa keadaan ku dan menenangkanku...dan aku akan tertawa melihat ekspresi2 lucu orang2 disekitarku...Tapi ternyata tubuhku dan hidupku terus berkembang, bulan-bulan pertama yang menyenangkan mulai berubah...aku harus belajar mengunyah bubur....tapi aku suka yang dulu...karena aku tidak perlu menggerakkan gigiku yang mulai tumbuh memenuhi mulutku...aku juga ingat bagaimana senang nya ayah melihat aku berjalan setelah berbulan-bulan lamanya aku merangkak...padahal aku sangat takut saat itu...beberapa tahun setelahnya saat kemampuan ku bertambah, Kepala Sekolah Kehidupan merasa aku layak untuk naik kekelas berikutnya.
Aku senang berada dikelas ini setiap hari aku datang dengan satu perasaan yaitu "SENANG"..aku tau kalo hari ini pasti ada yang membangunkanku, meyiapkan bekal untukku, menyeterika pakaianku dan aku juga tau kalau disekolah nanti aku hanya perlu mewarnai gambar-gambar gunung dan bunga yang ku sukai, bermain-main ditaman sekolah bersama teman-teman sambil mendengarkan guru bercerita tentang Kisah Nabi Nuh dan keluarganya yang selamat dari Air Bah....yuphh..aku sangat suka kisah itu, rasanya ingin ikut berada dalam Bahtera Besar bersama kupu-kupu cantik jantan dan betina....hehe...kadang aku menangis karna tanganku tergores ranting pohon dihalaman sekolah...tapi tenang saja guruku yang baik akan segera datang dan mengobati luka ditanganku...Setelah aku mulai pandai berhitung dan menghapal beberapa huruf dengan bantuan guru-guru ku, hingga akhirnya Kepala Sekolah Kehidupan lagi-lagi menganggapku layak untuk naik ke kelas berikutnya...
Huft..kelas ini begitu menyebalkan, setiap hari aku harus menambahkan 2 apel dengan 2 apel yang pasti jawabannya 4 apel..tapi ketika apel dirubah menjadi angka 2 ditambah angka 2, aku harus menggunakan jari2ku untuk menghitungnya satu persatu...dikelas ini aku juga harus belajar mengeja dan membaca beberapa tulisan yang membuat kepala ku pusing...ditambah lagi anak laki-laki nakal yang memainkan kepangan rambutku yang susah payah kubuat karna ibuku bilang aku harus mulai belajar mandiri...aku juga benci dengan ujian-ujian baik ujian harian, ujian tengah semester, ujian semester, dan ujian nasional, semua ujian ini memaksa aku untuk berpikir, mengurangi waktu ku untuk bermain dengan anak-anak komplek, dan membuatku harus membaca dan melatih diri ku supaya aku dapat lulus dengan nilai yang memuaskan...
Saat berada di Kelas Menengah dalam Sekolah Kehidupan, pelajaran-pelajaran yang kuhadapi ternyata bertambah sulit, Buku Pedoman Kehidupan yang memuat semua kurikulum yang harus aku pelajari dari aku lahir sampai saat itu terasa hanya omong kosong. Kelas ini menuntut aku untuk lebih kreatif, lebih analitis, aku diharuskan membaca Buku Pedoman Kehidupan lebih sering, padahal aku tidak suka itu. Guru-guru selalu mengumandangkan bahwa Buku Pedoman Kehidupan itu punya peran yang sangat besar terhadap kehidupanku hari ini dan yang akan datang. Buku itu selalu bicara tentang adanya masa depan yang cerah dan penuh dengan harapan. Masa depan yang bagaimana, wajahku berjerawat dan aku benci itu, membuatku kehilangan rasa percaya diri didepan murid laki-laki yang kusukai. Perasaanku tiap hari tidak karuan, kadangkala aku bangun dengan rasa malas karena banyaknya tugas yang harus diselesaikan, ditambah harus bertemu dengan guru killer yang punya standar tinggi dalam mengajar...huft...rasa nya ingin cepat2 lulus dari kelas itu....tapi seringkali aku juga bangun dengan perasaan yang sangat senang, manakala mengingat akan bertemu pujaan hati disana...parasnya yang rupawan dan memberi semangat cukup menjadi alasan bagi ku untuk segera bangun dan menyemprotkan parfum ke baju seragam ku,ditambah lagi aku akan bertemu dengan guru-guru yang selalu memuji suara merduku, apalagi kalau hari itu sahabat2 ku mengajak ku nonton film terbaru...oo,..indahnya hidup…
Akhirnya untuk pertama kalinya, setelah 19 tahun bersekolah…aku bertatap muka dengan Kepala Sekolah Kehidupan. Ya kisahnya tidak enak untuk didengar, lagi-lagi karena seorang murid laki-laki yang ku taksir, murid laki-laki itu membuat aku patah hati dan hatiku terasa amat sakit, pelajaran dari guru-guru memang bisa menenangkanku untuk beberapa saat, tapi itu tidak berlansung lama, air mata terus membasahi pipiku tiap hari, hingga suatu ketika aku duduk ditaman sekolah dan Kepala Sekolah menghampiriku dan mengajak ku bicara. Ya 19 tahun aku tau siapa Pemimpin Sekolah Kehidupan ini, tapi selama itu pula aku tidak pernah berbicara denganNya, Dia memelukku dan mendengarkan setiap ceritaku…bahkan hanya dengan meneteskan air mata saja, Dia sudah mengerti…Dia berkata bahwa aku adalah pribadi yang sangat amat berharga dimataNya, dan Dia bersedia menjadi SAHABAT ku….mulai saat itu kami berSAHABAT, kami sering membaca Buku Pedoman Kehidupan bersama. Akhirnya Kelas ini dengan mudah kulewati…masalah sangat banyak dan terlihat sangat besar, tapi Kepala Sekolah kehidupan selalu menolongku untuk menyelesaikannya, terkadang aku mengunjungi ruanganNya, tapi Dialah yang seringkali menghampiriku di taman sekolah sedang menangis, saat aku terlalu malu untuk mengunjungiNya…
Nilai-nilaiku bisa dibilang baik,, walaupun ada kalanya buruk, bahkan sangat buruk untuk pelajaran-pelajaran tertentu, tapi Kepala Sekolah Kehidupan yang amat sangat bijaksana selalu punya standar yang tidak bisa kupahami dengan pikiranku...mungkin karna aku masih terlalu muda jadi tidak bisa memahami jalan pikiranNya...tapi ya Dia selalu punya cara untuk membuat semua murid si sekolah ini akhirnya lulus ditiap pelajaran, walapun ada yang lulus dengan jangka waktu yang amat sangat lama..entah karena kemampuan menerima pelajaran yang terbatas, guru killer yang punya standar tinggi dalam penilaian, atau perilaku nya yang buruk disekolah, tapi Dia berbaik hati memberikan pelajaran-pelajaran tambahan lewat guru-guru kepercayaanNya, Dia selalu memanggil anak-anak yang "dianggap" nakal keruanganNya, kenakalan-kenakalan murid-murid ditanggapi dengan cara yang berbeda-beda dari Kepala Sekolah, kadangkala Dia hanya menegur dengan kelembutanNya, kadang Dia memberi pilihan pada anak-anak itu, kadang Dia menangis dan memeluk anak-anak yang menurutku tidak pantas untuk dipeluk, dan tak jarang juga Dia memberi pelajaran yang dianggap orang lain sebagai Hukuman...Sebagian ada yang berubah dan akhirnya lulus sehingga dianggap layak untuk naik kelas, ada juga yang lambat sekali untuk berubah sehingga dia butuh waktu yang lebih lama untuk lulus, bahkan tak jarang ada yang mengeraskan hati sehingga tetap tinggal dikelas yang sama.
Oh ya pintu ruangan Kepala Sekolah tidak pernah ditutup, seperti biasanya Dia selalu membuka pintu ruanganNya, siapapun bebas masuk dan bertukar pikiran denganNya...Bahkan tak jarang Dia berkeliling dan menyapa setiap murid dan guru yang ada di Sekolah Kehidupan...Kepala Sekolahku adalah Sosok yang sangat ku kagumi...Dia tau semua tetang murid dan guru...tentang keluarga kami, tentang masalah-masalah kami, tentang kesulitan-kesulitan kami dalam mengikuti pelajaran, Dia bisa merasakan dan mengetahui apa yang kami rasakan, pikirkan bahkan sebelum kami mewujudkannya dalam perilaku kami...
Kembali lagi bercerita tentang diriku yang sekarang,
Tiap hari aku bangun dengan perasaan campur aduk, karena aku tau setiap aku diperhadapkan oleh banyaknya tugas dan tanggung jawab yang menanti untuk diselesaikan sehingga rasanya malas sekali untuk melangkah, aku berterima kasih buat Kepala Sekolah Kehidupan yang mempercayakanku duduk dikelas ini, kelas yang dianggap orang sebagai kelas favorit karena dikelas ini aku akan mengimplementasikan seluruh ilmu yang kupelajari sepanjang ku menjalani hari-hari ku di Sekolah Kehidupan, aku tidak harus mempelajari ilmu-ilmu tentang kenapa bumi berputar, atau kenapa bintang bersinar, kelas ini mengajarkanku akan kasih sayang, tiap hari aku harus belajar mengampuni saat ada perkataan atau perbuatan orang yang merugikanku atau menyakiti hatiku, saat aku diperlakukan tidak adil, saat aku dipermainkan oleh keadaan dan orang2 disekitarku, yupp..ada kala aku berhasil menempuh ujian kasih sayang ini,,tapi banyak kali aku gagal sehingga aku harus mengikuti beberapa pelajaran tambahan, tugas-tugas tambahan, ujian perbaikan bahkan hampir tiap hari aku mendatangi ruangan Kepala Sekolah untuk menangis dan mengeluhkan sakitnya hatiku..Aku juga sering berbuat kesalahan dikelas ini, seringkali egois terhadap teman-teman ku yang lain, aku terlalu pelit untuk membagi ilmu ku kepada mereka, memanipulasi pikiran mereka saat aku berpresentasi. Padahal Kepala Sekolah selalu mengingatkanku, bahwa murid-murid lain sama berharganya dengan ku…
Pelajaran yang paling berat yang kutempuh sampai saat ini adalah Pelajaran tentang Memilih Pasangan Hidup, sebenarnya ada banyak laki-laki tampan dan berhati baik diSekolah Kehidupan, dari mulai aku ditingkat Menengah sampai saat ini aku belum pernah lulus dalam ujian akhir untuk pelajaran yang satu ini, ada beberapa laki-laki yang kusukai atau menyukaiku, tapi sepertinya aku tidak terlalu pintar memilih. Adakalanya aku memilih beberapa dari mereka karena ketika aku menggandengnya semua mata gadis-gadis memandang iri padaku, terkadang aku memilih mereka karena aku merasa sendiri, atau karena aku iri melihat teman-temanku yang sudah lebih dulu lulus dalam ujian akhir ini. Tapi Kepala Sekolah ku memang nomor 1, Dia tidak pernah menyerah terhadap aku, banyak sekali pelajaran-pelajaran yang ditunjukkannya justru dari kesalahan-kesalahan ku dalam memilih, Dia mengambil kertas ujianku dan memintaku untuk menunjukkan beberapa kesalahan yang kubuat, ternyata kesalahan-kesalahan terjadi karena aku kurang teliti, aku asal saja memasukkan rumus, dan aku kurang berhati-hati dalam menyelesaikannya. Oh ya aku ingat aku sering tidak memperhatikan guru-guruku..tapi tidak juga, topik tentang cinta selalu disukai siapapun..lalu apa yang salah…mmm…ya AKU MENDENGAR tapi TIDAK MELAKUKANNYA…sok pintar…hahah…, aku juga jarang sekali bertanya atau berdiskusi dengan guru dan murid-murid yang lain tentang Pelajaran ini, padahal aku bisa belajar dari pengalaman mereka juga. Setelah aku menganalisa semua kesalahan-kesalahanku, giliran Kepala Sekolah yang menganalisa kesalahan-kesalahanku, menurut Beliau sebenarnya aku cukup pintar, Buku Pedoman Kehidupan sudah aku baca, walaupun tidak semua bisa aku ingat dengan detail..tapi aku seringkali lupa kalau pintu ruangan Kepala Sekolah Kehidupan selalu terbuka untuk siapa saja, dengan keperluan apa saja, Kepala Sekolah kenal dengan semua murid dan guru di Sekolah Kehidupan ini, mengenal mereka semua sampai kedalaman hati…Dia mempertanyakan kenapa aku hampir tidak pernah berkonsultasi mengenai cinta dan murid laki-laki yang hendak aku pilih menjadi pasangan hidup padahal Dia sangat mengenal setiap murid laki-laki di Sekolah Kehidupan……
Yuph, sampai saat ini aku masih menjadi murid di Sekolah Kehidupan…masih terus berjuang untuk memberikan yang terbaik, masih terus mengerjakan tugas-tugas dan pelajaran2 tambahan yang diberikan, masih harus menghadapi ujian-ujian yang pastinya akan meningkatkan kemampuanku….dan satu hal yang pasti masih terus berSAHABAT dan mengandalkan Kepala Sekolah Kehidupan yang tahu semua hal tentang HIDUP KU KEMARIN, HARI INI DAN YANG AKAN DATANG…
Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.
Yesaya 50 : 4
Written by : AuRin
No comments:
Post a Comment