Tuesday, December 11, 2012

Pacarku BEDA SUKU?????? Help me, Lord....


Status fb salah satu sahabat sekaligus adik rohani ku malam ini kembali mengingatkan ku akan satu hal penting dalam memilih pasangan hidup, khususnya dalam hal perbedaan suku diantara kita dan pasangan. Mungkin ada beberapa diantara kita yang sedang menjalin relationship dengan seseorang, orangnya takut akan Tuhan, have a teachable heart, family man/woman, kerjanya cukup oke... but DIA BEDA SUKU AMA GW....hiksssssss...dan itu jadi masalah dalam mendapatkan restu orang tua...hehe..

Syukur kepada Tuhan, aku emang dilahirkan sebagai orang batak, tapi orang tua ku ga terlalu mempermasalahkan aku harus menikah dengan pria yang satu suku dengan ku atau tidak, pesan mereka “carilah cowo yang takut akan Tuhan dan sayang sama kamu..ga penting dia orang batak atau bukan...” asyik yahh..alhasil pernah pacaran sekali ama cowo karo, tapi yang kutau mereka ga mau disebut batak..haha (maaf buat temen2 ku yang orang karo...aku mengasihi kalian semua) dan sekali sama cah jawa..dan semuanya gagall..hahahha..tapi tau ga temen-temen, pemikiran orang tua ku ini ga tumbuh begitu ajah, ada begitu banyak diskusi antara aku dan orang tua yang akhirnya membuat pikiran mereka terbuka bahwa anak Tuhan itu bukan cuma orang batak loh...tapi ada suku-suku lain yang mungkin kulit kita warna nya beda, rambut kita teksturnya beda, logat kita sama sekali ga sama, tapi saat kita berada dihadapan tahta Allah Bapa, kita semua sama-sama berharga dihadapanNya, cinta Tuhan buat orang batak, orang jawa, orang menado, orang papua, orang kalimantan itu sama porsinya....ga da yang dilebihin dikit karna kulitnya lebih putih atau wajahnya lebih ayu..hehe...

Bicara tentang perbedaan, sebenernya kita semua emang berbeda, mau dicari sebanyak-banyaknya persamaan pun,  tetep ajah pasti ada ajah yang beda, salah satu hamba Tuhan pernah berkata “Perbedaan ada untuk memperkaya, untuk melengkapi..”dan aku setuju sekali sama apa yang dikatakannya, ibarat potongan-potongan puzzle, semua bentuk nya beda, gambar nya juga beda-beda, warnanya juga macem-macem tapi saat  potongan-potongan itu disusun dengan benar sesuai dengan gambaran yang ditentukan..tererennnngggggg...terciptalah gambaran yang sesungguhnya dari potongan-potongan yang tadinya ga jelas itu dan kita mulai bilang “ohhh ternyata ini gambar sapi tohh,,,kirain tadi gambar babi..ckckckc”. Coba bayangkan...apa jadinya kalo potongan-potongan puzzle itu berdiri sendirian, terpisah-pisah....pasti kita ga bakal bisa liat sebenernya itu puzzle gambar apa sih...tapi ketika puzzle itu disusun sesuai dengan gambaran yang sudah ditentukan akhirnya kita tau gambar apa yang mau diperlihatkan si pembuat puzzle.. Demikian juga kita semua, kita semua berbeda, walopun diantara kita ada yang satu suku, satu bahasa, kita tetep beda satu sama lain, tapi inget Tuhan dah punya gambaran tentang kehidupan kita semua, asal kita mau ikut aturan Tuhan, kita yang beda-beda ini kalo disatukan bisa membawa pesan Tuhan buat dunia ini lohh... kita bisa kasih tau orang Tuhan seperti apa yang kita sembah....bahkan lewat hubungan pacaran kita, kita bisa bawa pesan Tuhan buat orang-orang sekitar kita...

Trus disebelah ada yang nyeletuk “iya..iya,,,aku sih ngerti itu, tapi ortu ku ga bisa nerima pacarku, karna dia orang Ambon dan aku orang Menado....gimana kasih pengertian sama orang tua ku....hikssss..tolonggggg....”
Oia pernah berpikir ga knapa orang tua kita bisa segitu sensitif nya sama  masalah ras begitu, ada beberapa yang berpikiran orang batak itu galak-galak, suaranya kenceng-kenceng...hahhaa..tapi aku mau bilang dimataku papaku adalah orang batak paling lembut, dia ga pernah marah-marah, dan suaranya lebih lembut daripada suaraku....aku kalo ngomong senengnya teriak-teriak n heboh sendiri, maklum lah orang sanguin..hahha, atau ada yang bilang orang padang itu pelit-pelit....tapi aku punya sahabat dikosan, dia orang padang, dan dia orang yang sangat murah hati...so, knapa ortu kita bisa berpikiran seperti itu??

Well, pertama, karena pola pikir yang diteruskan secara turun temurun, pola pikir kita pertama kali dibentuk dilingkungan terdekat kita, yaitu keluarga. Ortu kita, khususnya perantau, saat mereka masih tinggal di kampung halamannya, mereka tinggal dengan komunitas yang satu suku dengan mereka, nilai-nilai dan tradisi yang dianut juga sama, mereka terbiasa dengan lingkungan yang settingannya begitu setiap hari, dan itu semua membentuk pola pikir yang tak jarang masih dibawa-bawa bahkan ketika mereka dah merantau ke negeri orang, belum lagi pesan orang-orang yang di tuakan di kampung halamannya ketika mereka merantau kalo orang suku X itu bla..bla..bla....jadi jangan sampai jatuh cinta ma cewe/cowo dari suku X itu...hehe...Finally, pola pikir itu diwariskan secara turun temurun, dari kakek nenek kita diturunin ke ortu kita, ortu kita kepada kita, dan seterusnya. Sadar ga sadar hal ini menanamkan ketakutan-ketakutan tanpa alasan dihati kita terhadap suku tertentu, dan ini dimanfaatkan iblis supaya anak-anak Tuhan ga bisa nyatu, soalnya kalo nyatu bisa gawat si iblis.....pasti kalahh...hehe..

Kedua, kemungkinan mereka punya pengalaman buruk dengan suku tertentu, salah satu sahabat dikantor pernah cerita sama aku, kalo mama nya melarang keras dia dekat atau jatuh cinta sama cowo dengan suku Y, mama nya berpikir cowo suku Y itu “bajingan” (sorry agak kasar)....dia cerita ternyata adik mama nya yang menikah sama cowo suku Y itu ditinggalin dan ditelantarkan begitu ajah...mmm...pengalaman buruk itu ibarat luka, dan luka itu selalu meninggalkan bekas, dan ketika kita melihat bekas luka itu, kita bakal teringat lagi gimana kita terluka, muncullah adegan-adegan menyakitkan dimasa lalu, dan disini yang berperan adalah RESPON saat kita melihat bekas luka itu. Saat kita liat bekas luka, apa yang kita ingat???apa yang kita ingat saat si A melukai hati kita???..atau apakah kita mengingat bagaimana Tuhan menyembuhkan dan membalut luka-luka kita hingga akhirnya kita menaruh belas kasih sama orang yang pernah melukai kita???..jangan biarkan iblis memanfaatkan yang CUMA “bekas luka” itu merusak hati dan pikiran kita hingga kita jadi mengeneralisasikan suku Y hanya karna satu orang suku Y yang pernah menyakiti hati kita J.....rugi sekali kawanssss...ada banyak kesempatan yang hilang begitu saja saat kita membuat tembok pembatas atas dasar suku, so bangunlah jembatan

Ketiga, karna cenderung malas untuk belajar menerima dan memahami orang dari suku lain, kebanyakan orang cenderung suka dengan zona nyaman, “ya udahlah cari yang satu suku ajah, gampang nanti kalo merit, kalo kamu nikah sama orang batak, nanti mamah harus nari tor-tor, kamu kan tau mamah ga bisa nari”...padahal mah tari tor-tor adalah tari paling kaku yang pernah ku liat, ga perlu keahlian kalo hanya untuk sekedar nari ajah..hahhaha...yupp kebanyakan ortu ga setuju anaknya menikah sama orang yang beda suku karna malas untuk mempelajari dan menerima budaya suku lain, mereka cukup nyaman dengan keberadaan sukunya, padahal kalo kita semua mau dengan rendah hati belajar dari suku lain, wow banyak banget lohh hal-hal positif yang bisa didapat, misalnya kita jadi bisa ngomong bahasa mereka, bisa menikmati makanan mereka yang mungkin ga kalah enaknya sama masakan dari daerah kita, n itu menguntungkan kita, pas kita berkunjung k daerah yang mayoritas suku itu, kita bisa coba komunikasi sama mereka dan cepet adaptasi sama kebiasaan-kebiasaan mereka, woww pasti mereka merasa dihormati banget kalo kita bersedia belajar tentang jati diri mereka....mm atau dibalik dehh, tiba-tiba ada orang yang dengan sopan bilang “makasih” pake bahasa suku kita padahal dia ga sesuku ma kita....seneng banget kan rasanya...hehe

Nah trus gimana donkk supaya ortu bisa mengerti dan menerima pacarku yang beda suku itu....hikssss.....
Restu orang tua sangat penting dalam menjalani suatu hubungan, jadi saat kita dekat dengan seseorang yang mungkin beda suku sama kita, ada baiknya kita juga terbuka sama ortu kita, kita perlu ceritakan kita sedang dekat dengan siapa, atau kalo memungkinkan boleh memperkenalkan cowo/cewe yang lagi deket sama kita itu sama ortu kita, karna siapapun cowo/cewe yang lagi dekat dengan kita itu punya potensi untuk jadi pasangan hidup kita, dan selama masih tinggal sama ortu, ortu punya otoritas terhadap hidup kita, pendapat mereka tentang cowo/cewe yang lagi deket sama kita patut untuk diperhitungkan. Sekarang masalahnya kalo mereka complain karna pasangan kita tuh beda suku ma kita, apa yang harus kita lakukan????

Pertama, Tetaplah berdoa, mencari kehendak Tuhan itu ga berlangsung dalam satu atau dua bulan, tapi berlangsung day by day..seumur hidup, demikian juga dalam hal bergumul agar ortu kasih ijin kita bangun hubungan dengan cowo/cewe yang beda suku sama kita, tetap doakan pasangan kita dan doakan orang tua kita, dan jika hubungan kita memang berkenan dihadapan Tuhan, pasti Tuhan membuka jalan dan melembutkan hati ortu kita, Amsal 21 ayatnya yang pertama berkata “Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini”...beuhh hati Raja ajah didalam tangan Tuhan, gimana hati ortu kita, Tuhan bisa lembutkan jika Dia MAU...

Kedua, komunikasikan tentang standar etika yang berlaku dikeluarga kita sama pasangan kita, keponakanku yang usianya ga jauh beda sama aku pernah bawa pacarnya kerumahnya, pacarnya chinesse, kebetulan dirumahnya keluarga besar lagi kumpul semua..pas dia n cewe nya masuk k rumah, cewe nya lewat banyak orang disitu sambil senyum...ada yang salah??? Mungkin cewe nya berasa everything is OKAY but keluarga besar merasa ADA BANGET yang SALAH, cewe nya “dianggap ga sopan”, karna hanya lewat sambil senyum. Menurut keluarga, standar kesopanan itu yah semuanya harus disalamin satu-satu dan kasih tau namanya siapa...dan rusak sudahlah image cewe nya itu hanya karna hal seperti itu. Guys, aku mau kasih tau, bahwa standar etika setiap orang itu beda-beda, mungkin bagi suku A, senyum cukup melambangkan penghormatan dan perkenalan, tapi bagi suku B itu ajah ga cukup, butuh sentuhan lewat jabat tangan dan sedikit ucapan basa-basi...nah kuncinya adalah gimana kita bisa komunikasikan hal ini sama pasangan kita, gimana kita share hal ini sebelum kita membawa nya pada keluarga kita, bahkan pada keluarga besar kita, lebih baik kita berkata apa adanya...kalo dia memang serius sama kita, aku rasa itu bukan hal yang sulit untuk dilakukan, lagian ga rugi mempelajari hal yang positif....semuanya bisa dipelajari.

Ketiga, Milikilah hubungan pacaran yang sehat dan membangun satu sama lain. Hubungan pacaran kita dengan pasangan haruslah hubungan yang sehat dan saling membangun satu sama lain, kalo sebelum pacaran kita biasa bangun jam 8 pagi, tapi pas pacaran sama si A kita jadi bangun jam 6 pagi, n jadi punya waktu buat bantu mama buat masak dirumah...atau kita jadi lebih lembut memperlakukan adik kita, karna kita liat pasangan kita juga lembut memperlakukan keluarganya. Nah kalo ortu kita liat, semenjak kita pacaran sama si A yang notabene ga sesuku sama kita itu bisa kasih dampak positif buat kita, pasti itu akan jadi pertimbangan mereka untuk mulai belajar menerima pasangan kita.

Dan yang terakhir, Bangun hubungan yang baik sama orang tua kita, banyak dari kita merasa orang tua kita kolot, ga tau apa-apa, hey guys...mereka lebih dulu hidup dari pada kita, dari segi pengalaman, kita ga da apa-apanya..jadi, terbukalah sama orang tua, apalagi masalah pasangan hidup, orang tua itu sayang sama kita, dan mereka bisa melihat indikasi-indikasi ketidaktulusan dari cowo/cewe yang lagi deket sama kita. Dari kedekatan dan hubungan yang terjalin baik antara kita dengan orang tua,  kita pun jadi mudah untuk menyampaikan isi hati kita, karna kita dah tau gimana cara menyampaikannya, kita tau bahasa seperti apa yang harus digunakan saat bilang kita mau menjalin hubungan serius dengan cowo/cewe beda suku dan momen seperti apa yang tepat untuk membuka diskusi tentang pacaran beda suku. Setelah dapet restu, BERTANGGUNG JAWAB lah sama apa yang sudah dipercayakan sama kita, yaitu pasangan kita...milikilah hati yang mau belajar dan menerima, bahwa kamu dan pasanganmu itu BERBEDA, dan KASIH TUHAN lah yang membuat kalian jadi SATU....


Tetaplah berada di jalur Tuhan..everything is gonna be OKAY

Written by : AuRin

7 comments:

  1. Hai Numpang baca ya :D

    karna udah baca aku komeng ya ..


    menurut ku alasan kenapa pernikahan Beda suku itu hal yg masih TABu adalah kerena :

    pernikahan itu bukan cuman penyatuan kelamin A dengan kelamin B doang ... tapi penyatuan 2 keluarga besar ..

    percaya atau tidak ..
    dalam perjalanan nya ... disaat keluarga si A mengharapkan keluarga si B melakukan hal yg mereka anggap penting sementara keluarga si B tidak berkenen melakukan nya .... DUAR ................... JADI MASALAH YG BESAR KAN ...
    Dan lagi EGO kita untuk Asal kita masing2 juga masih kental .. hal ini sangat umum bahkan di antara kehidupan orang eropah juga terjadi ..


    terkadang NAFSU mengalahkan OTAK ... hal sepele yg dipikirkan ORTU kita ( yg udah pengalaman dengan asam garan pernikahan ) kita generasi yg sok METROPOLITAN ini menganggap nya HAL KOTOR dan KAMPUNGAN ... tapi saat terjadi masalah ... kita justru lari ke pada MEREKA ...

    ReplyDelete
  2. terima kasih atas komentarnya :)

    Tuhan memberkati

    ReplyDelete
  3. Dear Aurina,

    Namaku Nina. To do point aja ya. Aku juga sudah berkali-kali mengalami pergumulan plus kegagalan terkait "Hubungan Beda Suku".
    Kenapa bisa gagal? Jawabannya simple, karna cowok-cowok "beda suku" yang kemarin sempat bersamaku adalah pribadi yang "tidak berani dan tidak tegas."

    Lalu apakah aku akan menyerah? TIDAK. Justru sebaliknya. Kedepan aku malah mengharapkan seseorang yang berbeda suku (dengan catatan ia adalah pribadi yang menghargai perbedaan dan mau bersikap tegas serta berani). Besar harapanku untuk menjadi sarana bagi mereka-mereka di luar sana yang mungkin mengalami pergumulan yang sama.

    Anw, aku ingin berterima kasih ke Aurina karena udah posting ulasan soal "Hubungan beda suku" ini. Semua point yang udah Aurina bahas adalah benar adanya. Dariku ga cuman sekedar two thumbs up tapi aku juga ingin berterima kasih lewat senyuman dalam hati.

    Memang benar adanya bahwa alangkah baik apabila kita tidak melihat keberagaman itu sebagai suatu perbedaan namun sebagai kesatuan yang unik. Tuhan menciptakan semua umat-Nya adalah sama baiknya. Kalo Tuhan sendiri yang menciptakan manusia tidak pernah membeda-bedakan, kenapa juga kita yang notabene manusia lemah ini musti pusing soal "perbedaan"?

    So, untuk kamu dengan account bernama "Micro House":
    Sorry to say, aku harus bilang mungkin kamu adalah salah satu dari sekian orang yang masih tertutup dan kurang bisa menghargai perbedaan.

    Pendapat orang tua dan keluarga besar akan pasangan yang kita bawa memang penting. Tapi bukan berarti itu jadi satu-satunya acuan bagi berhasil/tidaknya suatu hubungan.

    Niat tulus dalam membina hubungan yang sehat pastinya akan berjalan selaras dengan usaha gigih demi mendapatkan restu. Dan melalui usaha yang gigih pastinya Tuhan tidak akan tinggal diam dan mendengar harapan baik yang kita miliki.

    At the end, cepat atau lambat jawaban berupa kebahagiaan itu pasti akan datang.

    Shalom & Cheers,
    Nina.

    ReplyDelete
  4. hai nina..salam kenal yahh..terima kasih untuk komentar nya...doa ku km semakin didewasakan dalam Tuhan :)

    ReplyDelete
  5. hai, Aurina terima kasih ya buat tulisanmu.. Nina, terima kasih juga ya buat komentarmu.. kalian sangat menguatkanku :)

    semoga suatu hari nanti kita bisa berjumpa dan saling menguatkan juga :")

    ReplyDelete
  6. Syalom aurina..

    aku Lia..
    makasih yah buat tulisannya. Aku ngerasa benar-benar terberkati dengan tulisan kamu.

    Sedikit curhat yah.. :)
    saat ini aku sedang menjalin hubungan dengan seorang pria ambon. Aku yang notabene adalah cewek batak, punya keluarga yang "agak" tertutup dengan penerimaan suku lain. Kami berdua sudah punya rencana untuk melajutkan ke jenjang pernikahan. Puji Tuhan, keluarganya merupakan keluarga yang terbuka dan humble. Sementara dikeluargaku masih menganut kesukuan yang agak kolot.. Tadinya aku bingung harus bagaimana. Singkat cerita, setelah membaca tulisan kamu, aku ngerasa menemukan jalan keluar.
    Selalu mengandalkan Tuhan, berkomunikasi yang baik dengan keluarga, menunjukkan kita menjadi pribadi yang lebih baik setelah mengenal pasangan kita, dan selalu mengkomunikasikan setiap tata cara/kebiasaan di suku masing-masing pasangan.


    makasih yah aurina..

    Tuhan Yesus memberkati.. :)

    ReplyDelete
  7. Salam kenal semua, nama saya Rio .

    Sekedar menambahkan dan berbagi pengalaman aja ya buat kalian semua :-) dari sudut pandang saya sebagai PRIA .
    Pertama saya dari keluarga etnis tionghoa campuran Sunda. Jadi Ibu saya dari etnis tionghoa dan Ayah saya yang Sunda.
    Mengenai masalah berhubungan dengan beda suku, saya pernah juga mengalami ini di keluarga saya.
    Yaitu saya sendirilah yang mengalami nya.
    Jadi saya sekarang sedang menjalin hubungan dengan wanita dari Suku Batak. Pacar saya sendiri pun juga mau punya pacar yang sesuku dengan dirinya, atas permintaan kedua orangtua nya. Lalu kenapa bisa terjadi ?Kenapa kita jadian? Ya, begitulah cinta. Tidak ada yang bisa menebak semua. Dari mata turun ke Hati. Walaupun, saya juga sama dengan pacar saya, saya tidak juga direstui dengan lain suku. Pokoknya saya harus mencari wanita dari etnis tionghoa/ Jawa dan harus seiman ( Kristen ) , titik. Pokoknya permintaan kedua orang tua saya seperti itu, dan mutlak bahkan permanen, nggak boleh diganggu gugat.




    ReplyDelete