Judul artikel yang
sangat lebay pastinya...hahaa...well, itulah pemandangan yang terjadi
pagi ini. Jakarta diguyur hujan yang terbilang sedang pagi ini, entah
kenapa langit sebenarnya sangat cerah, kontras dengan hujan yang turun
pagi ini...as usual, setiap pagi saya harus siap-siap ke kantor,
berjalan kaki dengan cepat sambil terus berusaha menjaga tas saya yang
jujur isinya bukan barang2 yang menurut orang lain berharga tapi menurut
saya kalau kehilangan satu saja at least itu cuma sisir bisa membuat
mood saya turun ke level paling bawah..hahaa...dan hari ini hujan turun
membuat saya lebih repot karena harus mengembangkan payung dan
mengenakan sendal ke kantor (saya tidak suka pakai sendal ke
kantor.red). Honestly, saya tidak terlalu menyambut hujan pagi ini
dengan perasaan syukur dan sukacita, sebelum akhirnya sebuah pemandangan
yang menurut saya indah menegur saya pagi ini.
Adalah seorang Bapak penjual tissue berusia hampir 40 tahun yang selalu menyapa saya tiap pagi diperempatan Slipi bawah, melaporkan kalau Mayasari AC 34 A (Jurusan Blok M-Plawad-Poris) sudah lewat beberapa menit yang lalu, jujur saya tidak pernah terlalu ramah menanggapi laporannya setiap pagi...tapi Bapak itu tidak...setiap pagi dia melakukan hal itu terus-menerus, berjalan pelan-pelan diantara setiap calon-calon penumpang yang menunggu bis disana sambil membawa tissue dagangannya, melaporkan bis-bis yang sudah lewat pada setiap orang termasuk saya. Saya tidak tertarik untuk tahu apakah dia dapat komisi dari para kondektur bis-bis itu atau tidak, dan yang saya lihat tidak banyak juga yang membeli dagangannya...tapi hari ini saya malu..karna saya selalu dingin menanggapi Bapak penjual tissue itu...ternyata Bapak itu tulus...
Beberapa meter dari saya, ada sebuah *mikrolet yang mogok ditengah jalan, si supir turun dan berusaha mendorong mobilnya supaya sampai dipinggir jalan, segera saja Bapak penjual tissue itu mengambil tempat di belakang mobil mendorong mobil dengan tangan kanannya sambil terus menjaga dagangannya dengan tangan kirinya...dari kejauhan ada seorang Bapak penjual permen hendak membantu, tapiiiiii.......ada sebuah bis yang datang, dan Bapak penjual permen tadi mengurungkan niat nya untuk membantu dan mengejar rezeki di dalam bis yang baru datang itu...saya sempat negatif thinking sama Bapak penjual tissue tadi..."pasti dia juga akan lari ngerjar bis ini..."pikir saya dalam hati...tapi apa yang dipikiran saya salah, Bapak itu tetap ada dibelakang mobil itu,ditengah-tengah hujan tetap mendorongnya tanpa peduli kalau dibis itu ada rejeki yang bisa didapatnya...dan mobil itu pun bergerak sampai dipinggir jalan...dan yang tertinggal setelah kejadian itu adalah betapa malunya saya...hihi
Akhir kata saya cuma bisa bilang "Terima kasih banyak pada Bapak penjual tissue, karna Bapak tidak pernah lelah berjalan pelan2 dan memberitahu setiap calon penumpang (termasuk saya) tentang bis-bis yang mereka tumpangi, terima kasih karna Bapak tidak pernah tersinggung sekalipun mereka (termasuk saya) dingin menanggapi kebaikan hati Bapak, terima kasih karna Bapak mengajarkan saya bahwa kebahagiaan sejati tidak bersumber dari uang, tapi bagaimana hidup kita bisa berdampak bagi orang lain...sekali lagi TERIMA KASIH..."
kaki saya kotor,
daerah kantor saya kering kerontang tidak ada hujan,
beberapa barang-barang yang saya bawa juga basah,
tapi...saya suka sekali hari ini...
Terima kasih Tuhan, terima kasih...
*mikrolet = angkutan kecil
Written by : AuRin
Adalah seorang Bapak penjual tissue berusia hampir 40 tahun yang selalu menyapa saya tiap pagi diperempatan Slipi bawah, melaporkan kalau Mayasari AC 34 A (Jurusan Blok M-Plawad-Poris) sudah lewat beberapa menit yang lalu, jujur saya tidak pernah terlalu ramah menanggapi laporannya setiap pagi...tapi Bapak itu tidak...setiap pagi dia melakukan hal itu terus-menerus, berjalan pelan-pelan diantara setiap calon-calon penumpang yang menunggu bis disana sambil membawa tissue dagangannya, melaporkan bis-bis yang sudah lewat pada setiap orang termasuk saya. Saya tidak tertarik untuk tahu apakah dia dapat komisi dari para kondektur bis-bis itu atau tidak, dan yang saya lihat tidak banyak juga yang membeli dagangannya...tapi hari ini saya malu..karna saya selalu dingin menanggapi Bapak penjual tissue itu...ternyata Bapak itu tulus...
Beberapa meter dari saya, ada sebuah *mikrolet yang mogok ditengah jalan, si supir turun dan berusaha mendorong mobilnya supaya sampai dipinggir jalan, segera saja Bapak penjual tissue itu mengambil tempat di belakang mobil mendorong mobil dengan tangan kanannya sambil terus menjaga dagangannya dengan tangan kirinya...dari kejauhan ada seorang Bapak penjual permen hendak membantu, tapiiiiii.......ada sebuah bis yang datang, dan Bapak penjual permen tadi mengurungkan niat nya untuk membantu dan mengejar rezeki di dalam bis yang baru datang itu...saya sempat negatif thinking sama Bapak penjual tissue tadi..."pasti dia juga akan lari ngerjar bis ini..."pikir saya dalam hati...tapi apa yang dipikiran saya salah, Bapak itu tetap ada dibelakang mobil itu,ditengah-tengah hujan tetap mendorongnya tanpa peduli kalau dibis itu ada rejeki yang bisa didapatnya...dan mobil itu pun bergerak sampai dipinggir jalan...dan yang tertinggal setelah kejadian itu adalah betapa malunya saya...hihi
Akhir kata saya cuma bisa bilang "Terima kasih banyak pada Bapak penjual tissue, karna Bapak tidak pernah lelah berjalan pelan2 dan memberitahu setiap calon penumpang (termasuk saya) tentang bis-bis yang mereka tumpangi, terima kasih karna Bapak tidak pernah tersinggung sekalipun mereka (termasuk saya) dingin menanggapi kebaikan hati Bapak, terima kasih karna Bapak mengajarkan saya bahwa kebahagiaan sejati tidak bersumber dari uang, tapi bagaimana hidup kita bisa berdampak bagi orang lain...sekali lagi TERIMA KASIH..."
kaki saya kotor,
daerah kantor saya kering kerontang tidak ada hujan,
beberapa barang-barang yang saya bawa juga basah,
tapi...saya suka sekali hari ini...
Terima kasih Tuhan, terima kasih...
*mikrolet = angkutan kecil
Written by : AuRin
No comments:
Post a Comment