Status fb salah satu sahabat sekaligus adik rohani ku malam ini
kembali mengingatkan ku akan satu hal penting dalam memilih pasangan
hidup, khususnya dalam hal perbedaan suku diantara kita dan pasangan.
Mungkin ada beberapa diantara kita yang sedang menjalin relationship
dengan seseorang, orangnya takut akan Tuhan, have a teachable heart,
family man/woman, kerjanya cukup oke... but DIA BEDA SUKU AMA
GW....hiksssssss...dan itu jadi masalah dalam mendapatkan restu orang
tua...hehe..
Syukur kepada Tuhan, aku emang dilahirkan
sebagai orang batak, tapi orang tua ku ga terlalu mempermasalahkan aku
harus menikah dengan pria yang satu suku dengan ku atau tidak, pesan
mereka “carilah cowo yang takut akan Tuhan dan sayang sama kamu..ga
penting dia orang batak atau bukan...” asyik yahh..alhasil pernah
pacaran sekali ama cowo karo, tapi yang kutau mereka ga mau disebut
batak..haha (maaf buat temen2 ku yang orang karo...aku mengasihi kalian
semua) dan sekali sama cah jawa..dan semuanya gagall..hahahha..tapi tau
ga temen-temen, pemikiran orang tua ku ini ga tumbuh begitu ajah, ada
begitu banyak diskusi antara aku dan orang tua yang akhirnya membuat
pikiran mereka terbuka bahwa anak Tuhan itu bukan cuma orang batak
loh...tapi ada suku-suku lain yang mungkin kulit kita warna nya beda,
rambut kita teksturnya beda, logat kita sama sekali ga sama, tapi saat
kita berada dihadapan tahta Allah Bapa, kita semua sama-sama berharga
dihadapanNya, cinta Tuhan buat orang batak, orang jawa, orang menado,
orang papua, orang kalimantan itu sama porsinya....ga da yang dilebihin
dikit karna kulitnya lebih putih atau wajahnya lebih ayu..hehe...
Bicara
tentang perbedaan, sebenernya kita semua emang berbeda, mau dicari
sebanyak-banyaknya persamaan pun, tetep ajah pasti ada ajah yang beda,
salah satu hamba Tuhan pernah berkata “Perbedaan ada untuk memperkaya,
untuk melengkapi..”dan aku setuju sekali sama apa yang dikatakannya,
ibarat potongan-potongan puzzle, semua bentuk nya beda, gambar nya juga
beda-beda, warnanya juga macem-macem tapi saat potongan-potongan itu
disusun dengan benar sesuai dengan gambaran yang
ditentukan..tererennnngggggg...terciptalah gambaran yang sesungguhnya
dari potongan-potongan yang tadinya ga jelas itu dan kita mulai bilang
“ohhh ternyata ini gambar sapi tohh,,,kirain tadi gambar babi..ckckckc”.
Coba bayangkan...apa jadinya kalo potongan-potongan puzzle itu berdiri
sendirian, terpisah-pisah....pasti kita ga bakal bisa liat sebenernya
itu puzzle gambar apa sih...tapi ketika puzzle itu disusun sesuai dengan
gambaran yang sudah ditentukan akhirnya kita tau gambar apa yang mau
diperlihatkan si pembuat puzzle.. Demikian juga kita semua, kita semua
berbeda, walopun diantara kita ada yang satu suku, satu bahasa, kita
tetep beda satu sama lain, tapi inget Tuhan dah punya gambaran tentang
kehidupan kita semua, asal kita mau ikut aturan Tuhan, kita yang
beda-beda ini kalo disatukan bisa membawa pesan Tuhan buat dunia ini
lohh... kita bisa kasih tau orang Tuhan seperti apa yang kita
sembah....bahkan lewat hubungan pacaran kita, kita bisa bawa pesan Tuhan
buat orang-orang sekitar kita...
Trus disebelah ada yang
nyeletuk “iya..iya,,,aku sih ngerti itu, tapi ortu ku ga bisa nerima
pacarku, karna dia orang Ambon dan aku orang Menado....gimana kasih
pengertian sama orang tua ku....hikssss..tolonggggg....”
Oia
pernah berpikir ga knapa orang tua kita bisa segitu sensitif nya sama
masalah ras begitu, ada beberapa yang berpikiran orang batak itu
galak-galak, suaranya kenceng-kenceng...hahhaa..tapi aku mau bilang
dimataku papaku adalah orang batak paling lembut, dia ga pernah
marah-marah, dan suaranya lebih lembut daripada suaraku....aku kalo
ngomong senengnya teriak-teriak n heboh sendiri, maklum lah orang
sanguin..hahha, atau ada yang bilang orang padang itu
pelit-pelit....tapi aku punya sahabat dikosan, dia orang padang, dan dia
orang yang sangat murah hati...so, knapa ortu kita bisa berpikiran
seperti itu??
Well, pertama, karena pola pikir yang
diteruskan secara turun temurun, pola pikir kita pertama kali dibentuk
dilingkungan terdekat kita, yaitu keluarga. Ortu kita, khususnya
perantau, saat mereka masih tinggal di kampung halamannya, mereka
tinggal dengan komunitas yang satu suku dengan mereka, nilai-nilai dan
tradisi yang dianut juga sama, mereka terbiasa dengan lingkungan yang
settingannya begitu setiap hari, dan itu semua membentuk pola pikir yang
tak jarang masih dibawa-bawa bahkan ketika mereka dah merantau ke
negeri orang, belum lagi pesan orang-orang yang di tuakan di kampung
halamannya ketika mereka merantau kalo orang suku X itu
bla..bla..bla....jadi jangan sampai jatuh cinta ma cewe/cowo dari suku X
itu...hehe...Finally, pola pikir itu diwariskan secara turun temurun,
dari kakek nenek kita diturunin ke ortu kita, ortu kita kepada kita, dan
seterusnya. Sadar ga sadar hal ini menanamkan ketakutan-ketakutan tanpa
alasan dihati kita terhadap suku tertentu, dan ini dimanfaatkan iblis
supaya anak-anak Tuhan ga bisa nyatu, soalnya kalo nyatu bisa gawat si
iblis.....pasti kalahh...hehe..
Kedua, kemungkinan mereka
punya pengalaman buruk dengan suku tertentu, salah satu sahabat dikantor
pernah cerita sama aku, kalo mama nya melarang keras dia dekat atau
jatuh cinta sama cowo dengan suku Y, mama nya berpikir cowo suku Y itu
“bajingan” (sorry agak kasar)....dia cerita ternyata adik mama nya yang
menikah sama cowo suku Y itu ditinggalin dan ditelantarkan begitu
ajah...mmm...pengalaman buruk itu ibarat luka, dan luka itu selalu
meninggalkan bekas, dan ketika kita melihat bekas luka itu, kita bakal
teringat lagi gimana kita terluka, muncullah adegan-adegan menyakitkan
dimasa lalu, dan disini yang berperan adalah RESPON saat kita melihat
bekas luka itu. Saat kita liat bekas luka, apa yang kita ingat???apa
yang kita ingat saat si A melukai hati kita???..atau apakah kita
mengingat bagaimana Tuhan menyembuhkan dan membalut luka-luka kita
hingga akhirnya kita menaruh belas kasih sama orang yang pernah melukai
kita???..jangan biarkan iblis memanfaatkan yang CUMA “bekas luka” itu
merusak hati dan pikiran kita hingga kita jadi mengeneralisasikan suku Y
hanya karna satu orang suku Y yang pernah menyakiti hati kita
J.....rugi sekali kawanssss...ada banyak kesempatan yang hilang begitu
saja saat kita membuat tembok pembatas atas dasar suku, so bangunlah
jembatan
Ketiga, karna cenderung malas untuk belajar
menerima dan memahami orang dari suku lain, kebanyakan orang cenderung
suka dengan zona nyaman, “ya udahlah cari yang satu suku ajah, gampang
nanti kalo merit, kalo kamu nikah sama orang batak, nanti mamah harus
nari tor-tor, kamu kan tau mamah ga bisa nari”...padahal mah tari
tor-tor adalah tari paling kaku yang pernah ku liat, ga perlu keahlian
kalo hanya untuk sekedar nari ajah..hahhaha...yupp kebanyakan ortu ga
setuju anaknya menikah sama orang yang beda suku karna malas untuk
mempelajari dan menerima budaya suku lain, mereka cukup nyaman dengan
keberadaan sukunya, padahal kalo kita semua mau dengan rendah hati
belajar dari suku lain, wow banyak banget lohh hal-hal positif yang bisa
didapat, misalnya kita jadi bisa ngomong bahasa mereka, bisa menikmati
makanan mereka yang mungkin ga kalah enaknya sama masakan dari daerah
kita, n itu menguntungkan kita, pas kita berkunjung k daerah yang
mayoritas suku itu, kita bisa coba komunikasi sama mereka dan cepet
adaptasi sama kebiasaan-kebiasaan mereka, woww pasti mereka merasa
dihormati banget kalo kita bersedia belajar tentang jati diri
mereka....mm atau dibalik dehh, tiba-tiba ada orang yang dengan sopan
bilang “makasih” pake bahasa suku kita padahal dia ga sesuku ma
kita....seneng banget kan rasanya...hehe
Nah trus gimana donkk supaya ortu bisa mengerti dan menerima pacarku yang beda suku itu....hikssss.....
Restu
orang tua sangat penting dalam menjalani suatu hubungan, jadi saat kita
dekat dengan seseorang yang mungkin beda suku sama kita, ada baiknya
kita juga terbuka sama ortu kita, kita perlu ceritakan kita sedang dekat
dengan siapa, atau kalo memungkinkan boleh memperkenalkan cowo/cewe
yang lagi deket sama kita itu sama ortu kita, karna siapapun cowo/cewe
yang lagi dekat dengan kita itu punya potensi untuk jadi pasangan hidup
kita, dan selama masih tinggal sama ortu, ortu punya otoritas terhadap
hidup kita, pendapat mereka tentang cowo/cewe yang lagi deket sama kita
patut untuk diperhitungkan. Sekarang masalahnya kalo mereka complain
karna pasangan kita tuh beda suku ma kita, apa yang harus kita
lakukan????
Pertama, Tetaplah berdoa, mencari kehendak
Tuhan itu ga berlangsung dalam satu atau dua bulan, tapi berlangsung day
by day..seumur hidup, demikian juga dalam hal bergumul agar ortu kasih
ijin kita bangun hubungan dengan cowo/cewe yang beda suku sama kita,
tetap doakan pasangan kita dan doakan orang tua kita, dan jika hubungan
kita memang berkenan dihadapan Tuhan, pasti Tuhan membuka jalan dan
melembutkan hati ortu kita, Amsal 21 ayatnya yang pertama berkata “Hati
raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia
ingini”...beuhh hati Raja ajah didalam tangan Tuhan, gimana hati ortu
kita, Tuhan bisa lembutkan jika Dia MAU...
Kedua,
komunikasikan tentang standar etika yang berlaku dikeluarga kita sama
pasangan kita, keponakanku yang usianya ga jauh beda sama aku pernah
bawa pacarnya kerumahnya, pacarnya chinesse, kebetulan dirumahnya
keluarga besar lagi kumpul semua..pas dia n cewe nya masuk k rumah, cewe
nya lewat banyak orang disitu sambil senyum...ada yang salah??? Mungkin
cewe nya berasa everything is OKAY but keluarga besar merasa ADA BANGET
yang SALAH, cewe nya “dianggap ga sopan”, karna hanya lewat sambil
senyum. Menurut keluarga, standar kesopanan itu yah semuanya harus
disalamin satu-satu dan kasih tau namanya siapa...dan rusak sudahlah
image cewe nya itu hanya karna hal seperti itu. Guys, aku mau kasih tau,
bahwa standar etika setiap orang itu beda-beda, mungkin bagi suku A,
senyum cukup melambangkan penghormatan dan perkenalan, tapi bagi suku B
itu ajah ga cukup, butuh sentuhan lewat jabat tangan dan sedikit ucapan
basa-basi...nah kuncinya adalah gimana kita bisa komunikasikan hal ini
sama pasangan kita, gimana kita share hal ini sebelum kita membawa nya
pada keluarga kita, bahkan pada keluarga besar kita, lebih baik kita
berkata apa adanya...kalo dia memang serius sama kita, aku rasa itu
bukan hal yang sulit untuk dilakukan, lagian ga rugi mempelajari hal
yang positif....semuanya bisa dipelajari.
Ketiga,
Milikilah hubungan pacaran yang sehat dan membangun satu sama lain.
Hubungan pacaran kita dengan pasangan haruslah hubungan yang sehat dan
saling membangun satu sama lain, kalo sebelum pacaran kita biasa bangun
jam 8 pagi, tapi pas pacaran sama si A kita jadi bangun jam 6 pagi, n
jadi punya waktu buat bantu mama buat masak dirumah...atau kita jadi
lebih lembut memperlakukan adik kita, karna kita liat pasangan kita juga
lembut memperlakukan keluarganya. Nah kalo ortu kita liat, semenjak
kita pacaran sama si A yang notabene ga sesuku sama kita itu bisa kasih
dampak positif buat kita, pasti itu akan jadi pertimbangan mereka untuk
mulai belajar menerima pasangan kita.
Dan yang terakhir,
Bangun hubungan yang baik sama orang tua kita, banyak dari kita merasa
orang tua kita kolot, ga tau apa-apa, hey guys...mereka lebih dulu hidup
dari pada kita, dari segi pengalaman, kita ga da apa-apanya..jadi,
terbukalah sama orang tua, apalagi masalah pasangan hidup, orang tua itu
sayang sama kita, dan mereka bisa melihat indikasi-indikasi
ketidaktulusan dari cowo/cewe yang lagi deket sama kita. Dari kedekatan
dan hubungan yang terjalin baik antara kita dengan orang tua, kita pun
jadi mudah untuk menyampaikan isi hati kita, karna kita dah tau gimana
cara menyampaikannya, kita tau bahasa seperti apa yang harus digunakan
saat bilang kita mau menjalin hubungan serius dengan cowo/cewe beda suku
dan momen seperti apa yang tepat untuk membuka diskusi tentang pacaran
beda suku. Setelah dapet restu, BERTANGGUNG JAWAB lah sama apa yang
sudah dipercayakan sama kita, yaitu pasangan kita...milikilah hati yang
mau belajar dan menerima, bahwa kamu dan pasanganmu itu BERBEDA, dan
KASIH TUHAN lah yang membuat kalian jadi SATU....
Tetaplah berada di jalur Tuhan..everything is gonna be OKAY
Written by : AuRin