Tuesday, July 2, 2013

DuaPuluhEnamTahun


Hari ini  saya berusia 26 tahun, dua angka, puluhan doa, dan rentetan wejangan pun saya dapat. Saya bersyukur dapat diberi kesempatan oleh Sang Pemilik hidup dihari Selasa yang agak mendung ini, untuk menikmati hari ini dengan satu tekad untuk selalu bersukacita.

Saya berterima kasih kepada satu-satunya Pribadi yang begitu mengasihi saya tanpa syarat, My Lord Jesus. Untuk kesempatan dibentuk dan diajar lewat tawa dan air mata (dominan air matanya sih..hehe), untuk persahabatan yang sesungguhnya dan cinta tersetia yang belum pernah saya temukan didunia ini. Tuhan yang selalu punya stok kasih sayang buat saya, dan pengampunan yang tidak sanggup saya bayarkan dengan apapun didunia ini.

Saya pun selalu berbahagia dengan kasih sayang yang Tuhan pancarkan lewat keluarga saya. Bapak, Mama, dan satu-satunya adik perempuan saya, dan memang hanya dia adik saya. Keluarga kecil yang jauh dari sempurna yang kadang kala harus berkonflik untuk dapat menyadari kalau kami saling mengasihi. Terima kasih untuk doa, kasih sayang, dukungan, kritikan, dan omelan yang kalian suguhkan sepanjang umur saya. Dua puluh enam tahun mustahil saya lewati tanpa kalian disisi saya.

Sahabat adalah kado terindah setiap hari. Orang-orang yang paling tahu bagaimana saya terluka dan apa saja yang membuat saya tertawa lepas. Menyadarkan saya, kalau Tuhan itu benar-benar ada,dan bahwa ada orang-orang yang tidak punya hubungan biologis dengan saya pun bisa menjadi tempat berbagi dan bergandengan tangan. Terima kasih untuk waktu-waktu yang amat berharga yang kalian berikan untuk mendengarkan saya, membagi apa yang kalian miliki buat saya, mendoakan saya. Persahabatan telah membuat saya mengerti arti “time is money”…karena kalian telah memberikan yang paling berharga (waktu) untuk saya nikmati bersama kalian.

Tidak afdol rasanya jika belum mengucapkan terima kasih kepada tukang-tukang kritik dan yang kepo dengan kehidupan saya..hehe. Heii, tanpa kalian saya akan terus menikmati kenyamanan…terima kasih untuk kata-kata pedas yang memotivasi saya untuk terus tersenyum dan memperbaiki diri, terima kasih untuk rasa ingin tahu yang besar yang menguras waktu dan maaf kalau setelah mengetahui kehidupan saya, mood kalian turun ke level paling bawah…seriussss saya tidak ada maksud apa-apa.hehe...

Dan yang terakhir, untuk seorang pria yang akan menjadi pasangan hidup saya. Terima kasih karena dalam iman saya yakin kamu selalu berdoa untuk saya. Mungkin kita sudah pernah bertemu, mungkin juga belum. Mungkin kita sahabat, mungkin juga kita tidak terlalu dekat bahkan tidak sedang saling menyukai saat ini. Tapi saya percaya, kalau Tuhan selalu bekerja dalam hati kita berdua. Entah sebentar lagi, atau masih harus menunggu. Saya harap lebih cepat dari perkiraan kita,Tuhan mempertemukan kita dalam KasihNya yang sempurna, sebab tidak ada kesempurnaan baik dalam diri saya ataupun dirimu, juga tidak ada dalam perbendaharaan kata yang dimiliki Tuhan; pihak yang mengejar-ngejar atau pihak yang menunggu dikejar, yang ada hanyalah kita akan dipertemukan di waktu yang tepat dengan cara yang so sweet…hehe...





“Tahu ga Rin gimana caranya supaya kamu tetap kelihatan muda walaupun usiamu terus bertambah??...Tersenyumlah…” (kata-kata mamak saya)


 With love_AuRin

Friday, May 24, 2013

Wanita-wanita Allah


Hawa,
Pastinya dia adalah wanita tercantik yang pernah ada,
karena dia adalah yang pertama dibuat dengan jari-jariAllah,
Diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, agar dia selalu ingat untuk menghormati laki-laki,
Memang Tuhan memberinya tugas sebagai penolong, tapi bukan berarti dia bisa merasa berkuasa,
Tapi untuk menyadari bahwa laki-laki telah berkorban baginya, dan dengan rendah hati membantu mengerjakan apa yang “masih kurang”  pada laki-laki.

Sara,
Wanita yang jatuh bangun dalam pengharapannya kepada Allah,
Tapi dia tetap berharap walaupun penuh air mata,
Kesetiaan  pada suaminya  dan hati yang sabar menanti itulah kebanggaannya,
Sejauh dan seberatapapun perjalanan hidupnya, dia tetap setia.

Ribka,
Dipilih bukan hanya karena rupanya yang menawan,
Tapi kesediaan untuk melayani dan kerendahan hatinya,
Memberi lebih dari yang diminta daripadanya,
Tidak galau mencari cinta, dan Tuhan mengantarkan seorang pria yang lebih daripada doa-doanya,
Tak terpikirkan dan tak terlihat matanya.

Ruth,
Penyerahan dirinya secara penuh tanda hatinya percaya,
Percaya kalau Allah tidak pernah merancangkan yang jahat dalam hidupnya,
Memilih untuk mengesampingkan kepentingan  pribadinya,
Dan menaruh harapannya kepada Allah,
Bukan seorang yang “gengsi/ takut kotor”, tangannya rajin bekerja,
Bukan seorang wanita agresif pengejar lelaki, dia menanti dan tetap tenang,
Dan sebagai upahnya, Tuhan menggerakkan hati seorang Boas untuk memperhatikan dan mengasihinya.

Abigail,
Sebutlah dia wanita pembawa damai dan penenang hati,
Keberanian dan kecerdasannya membawa keselamatan bagi isi rumahnya
Firman menyebut “Perempuan itu bijak dan cantik”
Kebijaksanaannya lah yang memunculkan kecantikannya.

Ester,
Gadis itu tidak beribu bapa lagi tapi elok perawakannya dan cantik parasnya,
Dipilih untuk menjaga nama baik dan harga diri seorang Raja,
Dan mendapat kasih sayang paling besar dari Sang Raja,
Dipersiapkan Tuhan untuk menyelamatkan bangsanya,
Wanita yang mengandalkan Tuhan dan punya keberanian yang sangat besar,

Maria,
Wanita yang taat dan suci hatinya,
Malaikat berkata dia wanita yang beroleh kasih karunia  dan disertai Tuhan,
Menyadari kalau dirinya adalah seorang hamba yang bersedia dipakai Allah,
Sehingga Allah memilihnya menjadi Ibu Sang Juruselamat,
Setia mendidik dan membesarkan PutraNya bahkan setia menemani sampai PutraNya mati dikayu salib,
Pastinya dia punya kekuatan hati yang sangat besar untuk mengandung padahal masih perawan,
dan hati mengampuni untuk menyaksikan Putra yang dikasihinya disiksa dan mati untuk orang-orangyang membenciNya.

Tuhan, ajarkanlah kami anak-anakMu ini, menjadi wanita-wanita Allah yang mengerti keberhargaan diri kami. Kami bersedia diajar agar kami menjadi bijak dan dipenuhi hikmat daripadaMu, agar kehadiran kami dimanapun membawa damai sejahtera, ketenangan dan keselamatan. Kami bersedia belajar menundukkan diri dan setia kepadaMu, agar kami dapat menghormati pasangan kami sebagai teman pewaris Kerajaan Allah. Berikanlah kami hati yang bersemangat dantangan yang rajin bekerja, sehingga seisi rumah kami menjadi bersih dan kenyang. Kami mau menaruh harapan kami, dan percaya kalau Engkau akan membawa pria yang takut akan Tuhan untuk kami, dan kami tidak perlu kuatir karena Tuhan yang akan menggerakkan hatinya. Kami percaya kami adalah adalah wanita-wanita yang beroleh kasih karunia dan penyertaanMu. Dikaruniakan kekuatan hati dan penuh pengampunan. Terima kasih Tuhan karena Engkau mempercayakan kehidupan ini kepada kami. Kiranya lahirlah anak-anak yang takut akan Tuhan dari rahim kami,yang kami didik untuk mengasihi dan melayaniMu. Didalam nama Tuhan Yesus inilah doa kami, Amin.


Written by_AuRin


Perhiasanmu janganlahsecara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepangrambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
tetapiperhiasanmu ialah manusia batiniah yangtersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemahlembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
1Petrus3.3-4

Kemolekan adalah bohongdan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.
Amsal 31.30

:' )



Aku tak pernah tahu rupa malaikat, dalam bayanganku mereka adalah mahluk bersayap yang cemerlang wajahnya
sampai Tuhan mengijinkan aku bertemu dengan "malaikat-malaikatNya" yang bernama SAHABAT,
tidak sempurna, rapuh, dan penuh luka...

Ada waktu dimana aku dan mereka selalu berjalan bersama, menapaki tawa dan air mata bersama-sama,
menceritakan rahasia hati kami dan berbagi apa yang kami miliki walaupun kami tidak hidup berlebihan
adakalanya kami menjadi sangat akrab dan begitu merindukan satu sama lain,
tapi adakalanya aku atau mereka mau sendiri, bukan untuk saling menjauhi  tapi butuh sedikit ruang untuk memeriksa diri, sampai rasa rindu untuk bertemu tidak bisa dibendung lagi...
dan adakalanya kami bersenda gurau tanpa  takut akan menyakiti satu sama lain, tapi ada saat dimana mudah sekali aku atau mereka kecewa karena kritik pahit yang diungkapkan dengan gamblang...

Seandainya mereka diciptakan sempurna,
mungkin aku akan menjadi seorang penuntut yang manja,
dan dapat dipastikan aku tidak akan membutuhkan Tuhan lagi,
Tapi Tuhan begitu baik karena memberikan ketidak sempurnaan dalam diri mereka,
agar aku bisa tetap menyayangi dan menerima mereka apa adanya
agar aku tidak mudah kecewa dan pergi meninggalkan mereka yang mengasihiku dengan tulus
agar aku sadar kalau tiap teguran pahit yang mereka ungkapkan didasari ikut sakitnya hati mereka melihat aku (sahabat mereka) dilukai orang lain,
dan agar aku hidup bergantung sepenuhnya kepada Tuhan...

Aku rindu mereka...
rindu dengan kegaduhan saat kami rebutan untuk bercerita diwarung kopi langganan kami,
rindu membahas Firman Tuhan yang kami dengar setelah pulang dari gereja,
rindu mengabadikan dan memamerkan kebersamaan kami,
rindu ditegur begitu dalam saat salah dan dipeluk begitu erat saat menangis,
rindu saling mengingatkan kalau Tuhan selalu merancangkan yang terbaik bagi kami...

Friday, May 10, 2013

air mata


air mata...
anugerah kecil Tuhan yang selalu bisa menenangkan hati,
dikala mulut sudah tidak dapat berucap, dan tubuh tidak dapat lagi berekspresi,
berbicara banyak hal tentang bagian terdalam dari hati manusia,
meneriakkan pekik kemenangan atau perasaan senang yang meluap-luap,
yang tidak dapat lagi dibahasakan dengan kata-kata,
menghembuskan rasa sesak dan kekecewaan yang teramat dalam,
yang membisukan mulut cerewet manusia,
melukiskan kenangan dimasa lalu dan kekuatiran akan masa depan,
yang membasahi malam-malam sebelum setiap insan terlelap tidur,


air mata...
deras mengalir, tapi cepat mengering,
menandakan kalau ia diberi kepercayaan,
untuk menumpahkan semua perasaan yang berlebihan di hati manusia,
agar kehidupan berjalan seimbang,
dan hatinya memiliki ruang yang cukup untuk duduk tenang dan belajar,


air mata...
bahasa paling jelas yang dapat didengar oleh Sang Pencipta,
satu-satunya doa paling jujur yang diucapkan manusia kepada Tuhannya,
tidak perlu dirangkai indah-indah namun kejujurannya sanggup menyentuh hati Sang Pencipta...

Monday, April 8, 2013

Dikantorku banyak CERMIN...

Pagi ini sangat istimewa, karena ada pemandangan baru dikantor saya. Sesampai dikantor, sebelum memasuki lift saya disambut oleh CERMIN besar yang kinclong bangetttt...hahaa...moment ini tidak saya lewatkan sedikitpun untuk memandangi diri saya yang sudah berjuang kurang lebih 3 jam menikmati kemacetan Jakarta,dan dengan bangganya saya menilai diri saya cukup oke pagi ini...hehe. Keterkejutan saya tidak berhenti sampai disitu, ternyata disisi kanan setiap lift terpasang CERMIN...

Entah apa motivasi pemimpin kami memasang setiap lantai dengan cermin, tapi saya bisa menangkap kalau beliau memberi hatinya untuk lembaga ini, hingga hal sekecil cermin pun menjadi salah satu "Alat Penyampai Pesan" kepada setiap jajarannya dari level tertinggi sampai terendah untuk membenahi setiap bagian dari diri kami.

CERMIN adalah permukaan memantul yang cukup licin untuk membentuk imej. Berarti fungsi CERMIN adalah MEMBENTUK IMEJ. So, pemimpin kami sedang mengajarkan kami untuk memiliki imej atau gambaran yang jelas dan utuh tentang diri kami. Lembaga kami tidak akan pernah bisa memiliki imej yang baik dimata masyarakat jika kami pribadi-pribadi yang didalamnya juga tidak memiliki imej/gambaran yang jelas dan utuh tentang diri kami sendiri. CERMIN mengingatkan kami untuk memeriksa diri...

Sudahkah kami ramah dan tersenyum menghadapi lingkungan dan masyarakat sekitar??
Sudahkah kami tampil rapi dan sopan selayaknya teladan bagi khalayak umum??,
dan Sudahkah kami memiliki hati yang ikhlas dan semangat untuk melayani dalam bekerja??

Mari BERCERMIN...
Kalau mulai lupa??
Ya BERCERMIN lagi donkss...

Sunday, April 7, 2013

Bernyanyi untuk Tuhan



Saya adalah jemaat dari salah satu aliran gereja Lutheran yang cukup sering mengunjungi gereja dengan aliran lainnya, dan satu hal yang paling saya perhatikan adalah cara jemaat bernyanyi. Saya tidak sedang membeda-bedakan aliran gereja satu dengan lainnya. Gereja dengan aliran Lutheran atau Calvinis memiliki lagu pujian dan penyembahan yang saya namakan dengan bahasa saya sebagai “lagu-lagu pengagungan Tuhan”, kata-kata dan notasi dalam lagu penuh penghormatan dan kekaguman kepada Tuhan, tapi jemaat cenderung bernyanyi ditempat tanpa ekspresi bahkan suara yang kesannya “malu-malu”. Sedangkan gereja dengan aliran kharismatik atau pentakosta memiliki lagu-lagu yang kata-katanya apa adanya dan jemaat bernyanyi dengan semua yang mereka miliki, mereka melompat, bertepuk tangan, bahkan tak jarang meneteskan air mata.

Saya tidak tertarik untuk membicarakan mengenai lagu dan notasi karena itu bukan bidang saya...hehe...tapi saya tertarik untuk membicarakan tentang sikap bernyanyi untuk Tuhan. Saya senang memperhatikan bagaimana jemaat bernyanyi digereja saya, setengah berbisik tanpa ekspresi, seringkali musik mengalahkan suara jemaat. Dan keadaan ini seringkali mempengaruhi saya untuk memperbesar volume suara saya, saya gregetan dengan cara jemaat bernyanyi...”hello....ini kita lagi nyanyi buat Tuhan loh...Tuhan yang kasih kita nafas dan yang bikin kita selamat sampe gereja ini...come on...gini cara lu smua nyanyi, lemes amat...”. Bagaimana bisa kita tidak berekspresi dengan sukacita penuh waktu kita mengatakan “KuBERBAHAGIA...yakin teguhhhh...Yesus abadi KEPUNYAANKU...” dan bagaimana hati kita tidak bergetar bahkan meneteskan air mata saat bernyanyi “Meski tak layak diriku, tetapi karena darahMu, dan kerena Kau memanggilku, kudatang Tuhan padaMu...”. Sikap bernyanyi untuk Tuhan haruslah penuh penghormatan dan kekaguman; lompatan, tepuk tangan bahkan air mata bukanlah perasaan, emosi sesaat, atau terbawa alunan musik, tapi ekspresi hormat dan kagum akan kebesaran dan anugrah keselamatan yang telah diberikan Tuhan untuk kita.

Sebagai penutup, saya membayangkan masa kecil saya sewaktu menyambut ayah saya pulang dari kantor, saya akan berlari keluar rumah menyambutnya sambil bergelayutan, menciumi ayah saya dan menari bersamanya, saya tidak akan memperhatikan baju saya yang kotor karena belum mandi, saya menjadi diri saya apa adanya, dan ayah saya sangat menyukai dan merindukan saat-saat itu, karena tidak mungkin saya yang berusia hampir 26 tahun ini bersikap seperti itu...hehee.... Sikap menyambut Tuhan yang seperti anak-anak itulah yang dirindukan Tuhan saat kita memuji dan menyembah Tuhan, menyambutNya dengan antusias, jujur dan rasa rindu yang tidak pernah ada habisnya. Saya membayangkan Tuhan tersenyum dan hatiNya amat sangat bersukacita atas apa yang kita lakukan untukNya sewaktu memuji dan menyembahNya.

Hatiku siap, ya Allah, aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku,
Bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar.
Aku mau bersyukur kepadaMu diantara bangsa-bangsa, ya Tuhan,
Dan aku mau bermazmur bagi-Mu diantara suku-suku bangsa;
Sebab kasih-Mu besar mengatasi langit,
Dan setia-Mu sampai ke awan-awan
_Mazmur Daud

Seperti apakah hatiku, Tuhan?



Dalam minggu pra paskah kemarin saya seringkali bertanya kepada diri sendiri tentang satu hal yaitu “seperti apakah hatiku, Tuhan?”. Saya terus dibawa untuk mengingat perumpamaan tentang seorang penabur yang terdapat dalam Matius 13 ayat 1 s.d 23. Perumpamaan tentang seorang penabur bukanlah hal yang baru kita dengar, dari sekolah minggu sampai kotbah-kotbah mingguan, hal ini seringkali dibahas. Entah sudah berapa banyak kotbah yang kita dengar, retreat yang kita ikuti, KKR yang menggetarkan hati kita untuk menghidupi Firman Tuhan. Tapi sudahkan kita memeriksa hati kita dan memastikan kalau hati kita adalah tanah yang baik?. Untuk itu, ijinkanlah saya menuliskan apa yang telah saya renungkan dari perumpamaan ini, banyak Firman yang mungkin sudah kita dengar, tapi seringkali kita mengabaikannya. “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! “

Baru-baru ini saya mendengar kabar dari saudara dekat saya, bahwa dia akan menikah dengan orang yang berbeda keyakinan dengannya, upacara pernikahan memang akan diadakan secara Kristen, tapi setelah pernikahan masing-masing akan menjalankan ibadah sesuai kepercayaannya. Berita ini sangat mengejutkan keluarga kami, karena menurut kami, saudara saya ini memiliki kerohanian yang cukup baik, berusaha tidak absen gereja, tidak jarang menulis status rohani dijejaring sosial, dan punya trade record yang baik dilingkungan dia berada. Setelah diajak berdiskusi mengenai rencana pernikahannya tersebut, saudara saya ini berasalan kalau dia sudah menjalin hubungan dengan pasangannya cukup lama dan usia dia yang terbilang tidak lagi muda sebagai seorang wanita lajang sehingga mendesak dia dan pasangannya untuk segera menikah.

Kejadian ini menegur sekaligus membawa saya dalam perenungan tentang perumpamaan tentang seorang penabur. Dalam perjalanan bersama Tuhan selama hampir 26 tahun masa hidup saya, sudah begitu banyak Firman Tuhan yang saya dengar, dari mulai Firman Tuhan yang hampir membuat saya tertidur dalam gereja sampai pada yang menggetarkan hati saya. Perjalanan bersama Tuhan dimulai saat saya berusia 18 tahun yaitu ketika saya menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dan Pemilik Hidup saya, dan sejak saat itu sampai hari ini saya mengalami masa berada “dipinggir jalan”, masa “berbatu-batu” , masa “semak duri” dan dalam proses masa “tanah baik”.

Masa “dipinggir jalan” adalah masa dimana saya belum menerima Tuhan Yesus sebagai Pemilik Hidup saya, saya seorang dengan “agama” Kristen yang mendengar Firman tapi tidak mengerti Firman. Saya hidup tetapi “mati”, karena saya tidak memiiki Roh Kudus sebagai penolong untuk memberi pengertian mengenai isi hati Tuhan. Saya kegereja, baca dan dengar Firman, tapi setelah itu hidup saya tidak berubah, saya tetap dengan kebiasaan-kebisaan lama saya, dosa-dosa pribadi saya dan melakukan hal-hal yang tidak memuliakan nama Tuhan.

Memutuskan menerima Tuhan Yesus ternyata bukanlah akhir, tapi sebuah perjalanan kesetiaan dan pembuktian seumur hidup saya. Sampailah saya pada masa “berbatu-batu”, yaitu saat saya sangat antusias dan “kelihatan fanatik” menerima Firman Tuhan, yang ternyata tidak berakar dan tahan sebentar saja. Bukan penindasan atau penganiyaan dari orang lain yang saya dapat, sehingga saya pernah “mencoba-coba pacaran beda iman”. Saya tertindas dan teraniaya oleh keinginan daging saya, rohani saya tahu kebenaran Firman, tapi daging saya terlalu lemah untuk taat pada Firman itu, lemah oleh kebaikan dan ketampanan dari seorang pria yang beda iman dengan saya. Puji Tuhan, masa ini sudah terlewati karena tangan Tuhan yang tidak pernah menyerah mengerjakan “tanah” saya.

Dan sekali lagi saya mau mengatakan bahwa memutuskan menerima Tuhan Yesus bukanlah akhir, tapi perjalanan kesetiaan dan pembuktian seumur hidup, perjalanan mengikutNya memberikan banyak sekali pengertian yang pelan tapi pasti mengubahkan hidup saya. Masa “semak duri” adalah saat Firman yang saya dengar berakar dan tumbuh tapi ketika saya mulai kuatir tidak diterima oleh lingkungan karena gaya hidup saya yang berbeda sehingga tidak jarang menggiring saya mengikuti gaya hidup mereka, kuatir akan masalah keuangan yang membuat saya pelit memberikan perpuluhan, kuatir akan jam biologis dan “ke-singelan” saya sehingga adakalanya saya terlalu mudah menerima seseorang menjadi “pacar” tanpa mengenal dan mendoakan secara dalam. Masa ini  seringkali menimbulkan pertanyaan dalam hati saya mengenai penggenapan janji-janji Tuhan, dan tidak jarang saya berprasangka buruk kepada Tuhan atas hal-hal diluar perkiraan  yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup saya.

Kembali lagi pada kisah saudara saya yang ingin menikah dengan pria beda iman, saya sangat yakin kejadian ini tidak hanya terjadi pada dia dan hampir terjadi juga pada saya. Saya dan dia adalah orang-orang yang sudah entah berapa ratus kali mendengar bahkan mengalami kebenaran Firman Tuhan, kami adalah orang-orang yang hatinya bergetar dan meneteskan air mata saat Firman menegur dan meneguhkan hati kami, kami adalah orang-orang yang mengangkat tangan kami ketika hamba Tuhan menantang kami untuk berkomitmen setia hidup dalam Tuhan, dan kami adalah orang-orang yang ketika keluar dari gereja atau pulang dari retreat siap untuk menghadapi dunia dengan komitmen baru kami, menyatakan Tuhan dalam perkataan dan perbuatan kami. Tapi tidak lama bahkan sesaat setelah semua Firman selesai didengar dan komitmen baru saja diucapkan, kami kembali melihat sebuah realita yang harus hadapi; dosa-dosa pribadi, kebiasaan-kebiasaan lama, menjadi kelompok minoritas, predikat single, tabungan yang menipis dan berbagai hal yang bisa membuat kami diterima dunia tapi bertentangan dengan Firman Tuhan. Semuanya berkecamuk dalam hati kami, mengharuskan kami untuk memilih kepada siapa kami harus mengabdi, kepada Tuhan atau kepada dunia?.

Yupp...Kita semua adalah orang-orang yang mendengar Firman Tuhan, gembira menerimanya, dan bertekad menghidupinya, tapi nyatanya kita juga menjadi orang-orang yang seringkali mengabaikannya bahkan mempertanyakan kebenaran FirmanNya secara sadar atau tidak ketika fokus kita beralih bukan lagi kepada Tuhan tapi kepada kenyataan hidup dihadapan kita. Maka dari itu, kita tidak perlu heran atau merasa bingung kalau mendengar ada orang-orang yang begitu kelihatan “militan dan fanatik” dalam Tuhan jatuh dalam dosa seks dan perselingkuhan, KKN, tiba-tiba pindah keyakinan, bahkan masuk penjara karena melakukan tindak kriminalitas. Mereka adalah orang-orang yang mendengarkan Firman Tuhan, tapi hati mereka belum menjadi tanah yang baik dan siap untuk menerima Firman Tuhan, masih banyak batu yang harus disingkirkan dan semak duri yang harus dicabut agar benih Firman Tuhan berakar kuat, tumbuh dan berbuah berlipat-lipat. Untuk itu marilah kita merenung dan bertanya pada Tuhan “seperti apakah hatiku, Tuhan?”.

Dan semua perenungan saya ini membawa kepada satu akhir, yaitu sebuah doa yang penuh penyerahan pada Tuhan : “Tuhan Yesus, kami menyerahkan hati kami kepadaMu, bentuklah hati kami menjadi tanah yang baik, supaya setiap Firman yang Engkau taburkan tidak kembali dengan sia-sia, FirmanMu berakar dalam dan kuat  dihati kami, bertumbuh dalam pengenalan yang benar akan FirmanMu, dan berbuah lebat pada musimnya, buah-buahnya dapat dilihat bahkan berguna bagi orang-orang disekitar kami, dosa-dosa kami telah diampuni, kami tidak mau lagi hidup dalam ketakutan dan kekuatiran akan hal apapun juga, karena kami tahu bahwa satu-satunya yang kami butuhkan hanyalah Engkau, Engkau Pemilik Segalanya, Maha Segalanya, siapakah dan apakah yang dapat melawan kami?...Biarlah Roh KudusMu hidup dalam kami, memberikan kekuatan dan damai sejahtera yang melampaui akal dan pikiran kami, sehingga hati kami dapat dipastikan adalah tanah yang baik yang siap dengar dan menghidupi FirmanMu, Dalam nama Yesus, Amin”

Kehidupan “benih” dimulai dari dalam tanah. Saat “benih” jatuh ke tanah yang baik, maka benih akan tumbuh dan berbuah dengan baik, proses itu tidak terlihat mata kita, tapi pohon dan buah-buahnya adalah bukti kasat mata kalau “benih” itu HIDUP...
Pastikan hati kita adalah tanah yang baik !!


“Kamu akan MENDENGAR dan MENDENGAR,
Namun TIDAK MENGERTI,
Kamu akan MELIHAT, dan MELIHAT
Namun TIDAK MENANGGAP,
Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar
Dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya
Dan mendengar dengan telinganya
Dan mengerti dengan hatinya,
Lalu BERBALIK sehingga Aku MENYEMBUHKAN mereka.
Tetapi BERBAHAGIALAH matamu karena melihat, dan telingamu karena mendengar”
_Matius 13.14-16