Sunday, March 24, 2013

Jujur atau Aman?



Saya sangat menikmati acara TV “Hitam Putih”, karena acara ini menghadirkan bintang tamu (biasa nya pekerja seni atau orang-orang dengan keunikan dan kekhususan tertentu) dimana kita bisa melihat sisi berbeda dan lebih dalam dari mereka, dan pada akhir acara si pembawa acara akan mempermanis acaranya dengan quotes yang cukup touching dan menginsipirasi. Dalam acara ini ada satu sesi yang dinamakan “Questions of Life”, dan pertanyaan yang paling menarik perhatian saya adalah “Pilih JUJUR atau AMAN?”...

Menjadi jujur atau aman adalah dilema yang selalu kita alami setiap harinya, ketika kita jujur ada harga mahal yang harus kita bayar, mulai dari nama baik yang rusak, dijauhi bahkan dibenci orang lain. Tapi menjadi jujur pada akhirnya akan memberikan rasa aman yang sebenarnya. Sedangkan, ketika kita memilih berdalih atau mencari-cari alasan untuk kepentingan kita dan sebagai bentuk self defense agar posisi kita aman, saat itu tanpa sadar kita sedang memperparah suatu keadaan seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja. Ibaratkan seseorang yang punya luka yang cukup parah, agar luka dapat diobati dan sembuh total, sang dokter harus membersihkan luka-lukanya dengan benar, membasuhnya dengan antiseptik, setelah luka dipastikan bersih barulah sang dokter melumuri luka dengan obat dan menutup dengan perban, semua proses ini sangat menyakitkan tapi tentunya berpotensi menyembuhkan baik cepat atau lambat. Demikian juga dalam hidup, masalah ibarat luka yang jika tidak segera dibersihkan dan diobati akan memperparah keadaannya, dan keterbukaan/ kejujuran adalah awal dari pemulihan masalah, apapun itu.

Menjadi jujur dapat melatih karakter kita. Dengan membiasakan hidup jujur, kita akan melatih karakter yang berani menyatakan benar itu benar dan salah itu salah, hidup kita tidak akan berada dalam area “abu-abu”. Jujur bukan tentang perkataan saja, jujur adalah keserasian antara pikiran, perkataan dan perbuatan kita.

Jujur melatih kita untuk rendah hati dan bertanggung jawab. Menyatakan hal benar atau salah bukanlah hal mudah, menyatakan hal benar berarti menjadikan diri kita berbeda dengan orang lain, misalnya saat berkendara, ada beberapa pengendara yang menerobos lampu merah karena jalanan sepi, dan kita tidak beranjak dari tempat, mungkin kelihatan “bodoh” tapi tanpa disadari kita sedang menghadiahi rasa aman yang sebenarnya kepada diri kita sendiri. Demikian juga menyatakan kesalahan, baik kesalahan kita atau kesalahan orang lain. Mengakui kesalahan sendiri butuh kerendahan hati dan kesiapan hati untuk menerima segala resiko dan kemungkinan adanya pihak-pihak yang dirugikan akibat kesalahan kita.

Salah satu wujud KASIH yang paling sulit dilakukan oleh siapapun juga  adalah ketegasan, karena selama ini kita mengartikan kasih selalu dengan kelemah lembutan dan ketidak berdayaan. Jujur berarti tegas, saat kita tegas saat itu kita sedang menyampaikan kejujuran. Dulunya saya selalu tidak suka dengan orang-orang yang suka menegur atau menyatakan kesalahan saya dengan keras (marah-marah), saya selalu mempersoalkan “cara” mereka menyampaikannya karena cara mereka menyakiti hati saya. Tapi hari ini saya mengerti dan bersyukur ada orang-orang yang jujur dan apa adanya menegur dan menyatakan kesalahan saya. Kejujuran mereka bagaikan obat yang pahit, caranya mungkin tidak mengenakkan, saya harus menelan banyak obat pahit bahkan kadang tanpa bantuan air untuk memudahkan menelannya bahkan saya dicekoki, tapi itu menyembuhkan saya, menjadikan diri saya lebih anggun dari sebelumnya dan mendewasakan saya. Dan “cara” bukan lagi masalah buat saya, saya masih muda harus banyak mendengarkan nasehat dan harus mau dikritisi. Dasar kasih inilah yang harusnya memotivasi kita untuk menyatakan kesalahan orang lain, bukan untuk mempermalukannya, tapi wujud kasih kita kepada orang lain. Latihlah diri untuk menyampaikan kesalahan dengan “cara” yang benar dan tidak mempermalukan orang lain.

Kenyataannya, kejujuran seringkali pahit dan menyakitkan untuk dilakukan dan diterima, tapi pada akhirnya membuahkan rasa aman yang sebenarnya.

Mari bersama-sama belajar hidup jujur...



Jika YA, hendaklah kamu katakan: YA, jika TIDAK, hendaklah kamu katakan: TIDAK. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Matius 5.37


Monday, March 18, 2013

All about LOVE



Bicara tentang Love alias kasih pasti tidak pernah ada habisnya, karena hakikat manusia diciptakan adalah untuk mengasihi Tuhan dan sesamanya manusia. Sebelum manusia bisa mengasihi Tuhan dan sesamanya manusia, manusia harus terlebih dulu merasakan kasih dari Sang Pencipta Kasih itu sendiri yaitu Tuhan, tidak ada Pengajar Kasih yang lebih hebat dari pada Tuhan, karena Dia sendiri telah menyatakan kasihNya buat manusia dengan mati diatas kayu salib.

Camp beberapa hari lalu kembali memotivasi saya untuk menuliskan beberapa hal yang saya dapat mengenai KASIH atau LOVE. Kekuatan TERBESAR yang ada dibawah kolong langit ini, yang tidak dapat dihentikan oleh apapun juga, dan saat kita memilikinya tidak ada lagi jarak, waktu, manusia lain, usia, dan masalah yang dapat menghentikan kita untuk melakukan yang terbaik untuk setiap pribadi yang kita kasihi, itulah KASIH.

Kasih AGAPE

Kasih Agape adalah kasih yang sempurna, yaitu kasih Allah, hanya Allah yang dapat mengasihi manusia tanpa pamrih, Dia akan tetap mengasihi manusia sekalipun manusia tidak mengasihiNya, dan Kasih inilah yang mendorong Sang Pemilik Surga yaitu Tuhan Yesus untuk datang kedunia ini dan menebus kita manusia dari dosa “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3.16).

Tuhan Yesus datang kedunia ini dengan satu tujuan yaitu untuk membuktikan CINTA-Nya buat manusia. Dia datang untuk memperbaiki HUBUNGAN antara Allah dan manusia yang telah rusak, dan harga yang harus dibayarkannya untuk merebut hati kita adalah seharga nyawaNya. Allah tahu jika seseorang sudah menyadari arti pengorbananNya dan menerima KasihNya yang mengubahkan maka hubungan manusia dengan Allah dan sesamanya akan dipulihkan. Sangat sulit untuk manusia mengasihi sesamanya jika ia belum merasakan dan menerima Kasih sejati yang bersumber dari Tuhan Yesus.

Kasih Storge

Kasih Storge adalah Kasih Antar Generasi, yaitu kasih antara orang tua dan anak-anak ataupun sebaliknya. Firman Tuhan dalam Keluaran 20 ayat 12 berkata “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu”. Firman ini bicara tentang otoritas generasi diatas kita, firman tidak berkata “Hormatilah ayahmu dan ibumu jika mereka kaya dan baik hati....”, firman Tuhan tegas mengatakan untuk tetap menghormati orang tua kita sekalipun mereka salah, bukan orang tua yang baik, ataupun tidak kaya, apapun keberadaan mereka Tuhan tetap memerintahkan kita untuk menaruh hormat pada mereka. Lalu bagaimana kalau orang tua memberikan arahan yang salah  atau tidak memberikan teladan yang baik kepada kita, inilah tugas kita sebagai anak-anaknya dengan lemah lembut bertukar pikiran dan terlebih dulu memberikan teladan lewat perbuatan kita, sebagai anak-anak yang mengetahui kebenaran adalah tugas kita untuk berdoa bagi orang tua kita dan mengingatkan mereka dengan penuh rasa hormat.

Percayalah, saat kita sudah menerima kasih Tuhan maka hati kita pun akan dilembutkan untuk menerima kekurangan dan keterbatasan orang tua kita, darisitu kita akan memiliki kerinduan untuk mendoakan mereka dan mengasihi mereka. Amsal 21 ayat 1 berkata “Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini”. Kalau Tuhan sanggup mengubah hati Raja  sangat mungkin Tuhan mengubahkan hati orang tua kita.

Kasih Storge juga bicara tentang otoritas para pemimpin kita didunia ini. Sama seperti halnya kepada orang tua. Kasih storge mengajarkan kita arti otoritas generasi diatas kita, dimana kita tidak dapat memilih dimana kita dilahirkan atau siapa yang memimpin kita. Contoh sikap Daud adalah sikap yang sangat menghormati otoritas. Saat itu Saul dalam perjalanan mencari Daud, ditengah jalan Saul “buang hajat” didalam sebuah gua, tanpa sepengetahuan Saul, ternyata Daud dan orang-orangnya sudah bersembunyi dibelakang gua tersebut. Padahal saat itu Daud punya kesempatan besar untuk menghabisi nyawa orang yang mencarinya dan berusaha membunuhnya, tapi Daud tidak melakukannya dan malah mengatakan “Dijauhkan TUHANlah kiranya daripadaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan” (cerita lengkap dapat dibaca pada 1 Samuel 24 :1-8). Suatu pernyataan luar biasa dimana Daud sangat mengerti arti otoritas pemimpinnya, Daud menghormati Allah yang mengurapi dan memberikan otoritas kepada Saul untuk menjadi Raja atas Israel. Suatu sikap yang sangat patut dicontoh, mungkin pemimpin kita kelihatan bodoh dan tidak mengerti apa-apa, sulit untuk berterima kasih dan meminta maaf, kerjaannya marah-marah dan bossy. Orang-orang yang punya kebiasaan marah tanpa alasan dan sulit meminta maaf biasanya adalah pribadi yang punya perasaan insecure yang sangat tinggi, hidupnya pasti tidak tenang. Tapi mereka tetaplah pemimpin kita, Tuhan memberikan otoritas bagi mereka untuk menjadi pemimpin bagi kita, tugas kita adalah bekerja dengan jujur dan setia sambil terus mendoakan mereka dan menjauhkan diri dari keinginan untuk mencurangi ataupun menjatuhkan mereka. "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah" (Matius 22.21).

Kasih Storge juga bicara tentang mengasihi generasi dibawah kita. Tidak bisa membayangkan bagaimana setiap harinya ada banyak anak muda yang jatuh dalam dosa freeseks, narkoba, aborsi,  pornografi, morality, pacaran beda iman, bolos sekolah dan berbagai “kenakalan” lainnya. Saya adalah salah satu dari anak muda yang pernah jatuh dalam dosa, saya melakukan dosa karena saya punya perasaan tidak berharga dalam diri saya, saya tahu tentang Tuhan tapi saya tidak mengenal Pribadi yang penuh Kasih itu, tidak ada yang memperkenalkannya pada saya, sampai akhirnya ada sahabat-sahabat yang memperkenalkan Tuhan Yesus pada saya, dan mulai saat itu walaupun saya masih bergumul dalam dosa, Tuhan menuntun saya untuk bangkit dan berjuang menjadi serupa denganNya. Kasih yang mengubahkan saya, adalah kasih yang sama dan bisa mengubahkan generasi dibawah kita. Kasih yang sudah saya dan kita semua terima inilah yang kiranya menyentuh dan menggerakkan hati kita untuk care pada generasi dibawah kita, untuk melayani dan memperkenalkan mereka tentang Tuhan Yesus, agar sedari muda mereka menyadari keberhargaan dirinya dan menyerahkan hidupnya untuk mengasihi dan memuliakan Tuhan karena masa muda adalah fase kehidupan manusia untuk memaksimalkan hidupnya. “Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.” (Mazmur 127.4)

Kasih Filia

Kasih persahabatan terlihat jelas dalam persahabatan antara Daud dan Yonatan. Dalam 1 Samuel 18 ayat 1-4 dikatakan bagaimana Yonatan mengasihi Daud seperti jiwanya sendiri, dia menanggalkan jubah yang dipakainya dan memberikannya pada Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya. Yonatan memberikan jubahnya yang adalah identitasnya sebagai seorang Putra Mahkota, dia memberikan identitas baru bagi Daud dan memandang dirinya sama seperti Daud, kemudian dia memberikan baju perangnya yang adalah pelindung yang dipakainya untuk berperang ini berarti Yonatan memberikan rasa aman dan perlindungan untuk Daud. Lalu Yonatan memberikan pedang dan panahnya yang berarti Yonatan memberikan modal/ sarana bagi Daud untuk mempertahankan kehidupannya. Dan yang terakhir Yonatan memberikan ikat pinggangnya, ikat pinggang disini berfungsi untuk mengikat semua yang diberikan Yonatan kepada Daud agar tetap pada tempatnya. Inilah teladan persahabatan yang sesungguhnya, yaitu ketika kita mengasihi sahabat kita selayaknya diri kita sendiri, memberikannya rasa aman, ikut terbeban dalam kelangsungan kehidupannya dan tetap bersamanya (konsisten) dalam segala keadaan yang dihadapinya.

Persahabatan sejati adalah saat kita tetap bersama dengan sahabat kita dari awal sampai akhir menjalani suka atau duka yang dialaminya. Persahabatan tidak dibangun karena nongkrong bareng atau sekedar senang-senang saja, persahabatan dibangun dari sukacita sampai air mata, dari dukungan sampai kritik pedas, dari kedekatan yang sangat dekat sampai harus berpisah untuk beberapa waktu, dan nama sahabat yang tidak pernah absen dari doa-doa kita, darisitulah persahabatan dibangun. Kalau hari-hari ini ada sahabat yang sepertinya menjauh dari kita, saatnya berdoa dan memperhatikan mereka, kita tidak pernah tahu apa yang terjadi pada kehidupan mereka, kita sebagai sahabat punya tanggung jawab atas kehidupan mereka “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara dalam kesukaran” (Amsal 17.17).

Kasih Eros

Bicara tentang Kasih Eros sebagian orang merasa terlalu vulgar, padahal kasih eros adalah kasih yang sangat spesial, kasih eros tidak seperti kasih Agape yang ketika kita memilikinya kita punya kewajiban untuk membagikanya kepada semua orang, kasih eros juga tidak seperti storge dan filia yang bersifat pilihan ( kita dibebaskan memilih untuk mengaplikasikan storge dan filia). Kasih eros sangat ekslusif dan suci, karena kasih ini hanya bisa diberikan kepada SATU ORANG yaitu pasangan hidup kita dalam Tuhan, kasih ini tidak bisa dibagi-bagi, Tuhan mengkhususkannya untuk dinikmati setelah kita diberkati dalam pernikahan kudus.

Hamba Tuhan yang membawakan sesi Kasih Eros ini mengatakan “Jenis umpan menentukan Jenis Ikan, jika kita menarik seorang wanita hanya dengan uang dan kekayaan kita, jangan kaget jika kita mendapatkan wanita matrealistis, dan jika kita menarik seorang pria hanya dengan kecantikan dan tubuh kita, jangan kaget jika kita mendapatkan pria hidung belang, jadilah menarik karena karakter kita yang takut akan Tuhan”. Ya benar sekali, segala yang kelihatan selalu bersifat tidak kekal, ketampanan dan kecantikan akan memudar seiring dengan bertambahnya usia, uang dan kekayaan jika kita tidak memiliki hikmat  untuk menikmati dan mempergunakannya sesuai dengan kehendak Tuhan semua akan bisa saja habis sekejap mata, dibutuhkan dua pribadi yang punya karakter takut akan Tuhan dan mau diubahkan secara terus-menerus untuk mempertahankan sebuah pernikahan.

Jangan berfokus pada wedding party, tapi fokus lah pada your marriage life. Dekorasi gedung seharga jutaan rupiah akan dirubuhkan sesaat wedding party selesai, berjuta-juta uang dikeluarkan hanya untuk memberikan kesan “WOW” dan embel-embel “SEKALI SEUMUR HIDUP” untuk wedding party, padahal inti dari pernikahan adalah kehidupan pernikahan itu sendiri. Kehidupan pernikahan dalam Tuhan adalah saat suami mengetahui perannya untuk mengasihi (love) istrinya sebagaimana dirinya sendiri, dan seorang istri yang menaruh hormat (respect) dan tunduk pada suaminya. Ketika kita mulai kesal dengan pasangan, ingatlah bagaimana dulu kita memperjuangkan hubungan kita dengannya sampai akhirnya kita berkomitmen dalam pernikahan kudus, jangan sekali-kali lari jika ada masalah atau mengambil jalan pintas, pilihlah untuk tinggal diam dan mencari jawaban dalam Tuhan.

Kalau saat ini kita membangun relationship dengan seseorang, jangan membangun kisah cinta murahan dengannya, tapi bangunlah persahabatan, dengan saling menghormati dan menjaga satu sama lain karena dia adalah saudara dan saudari kita dalam Tuhan. Perbanyaklah diskusi dan kegiatan saling mengisi satu sama lain. Perhatikan caranya bersosialisasi dan memperlakukan orang lain, jadilah sahabat doa dan teman curhat yang mengasyikkan bagi calon pasangan hidup kita.

Dan pada akhirnya, ketika hubungan kita dengan Tuhan dipulihkan, kita juga akan mengalami pemulihan hubungan baik dengan generasi diatas kita (orang tua dan pemimpin), generasi dibawah kita, sahabat/ saudara dalam Tuhan dan pasangan hidup kita. Yup, KASIH adalah kekuatan terbesar yang pernah ada, yang kekuatannya tidak dapat dihentikan apapun dan siapapun sehingga kekuatannya dapat menggerakkan hati Pemilik Sorga untuk turun dari tahtaNya untuk disalibkan dan membuktikan kasihNya kepada manusia.

Maukah kita menerima kasihNya dan mengijinkanNya memulihkan hidup kita? Sekaranglah waktunya...

Tuhan Yesus, hari ini aku membuat satu keputusan penting dalam hidupku,
Satu keputusan yang aku percaya dapat mengubah hidupku untuk selama-lamanya,
Hari ini aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamatku,
Aku menyerahkan otoritas hidupku dalam tanganMu, dan menjadi milikMu sepenuhnya,
Aku tahu ketika aku menyerahkan hidupku, kehidupanku mungkin tidak selalu berjalan baik-baik saja,
Untuk itu ajar aku untuk mengandalkanMu dan peka terhadap kehadiranMu dalam hidupku
Kiranya Roh Kudus tercurah atasku saat ini,
Didalam nama Tuhan Yesus, Amin


Written by_AuRin

Thursday, March 7, 2013

Waktu untuk bersyukur



Saya sedang merasakan kejenuhan disepanjang minggu ini, entah karena kondisi emosi saya yang kurang stabil akibat tamu bulanan atau  jenuh dengan rutinitas itu-itu saja. Akhirnya timbul ide-ide untuk berlibur atau melakukan kegiatan yang memacu adrenalin saya seperti travelling dan naik gunung, yah....sesuatu yang berbeda...yang membuat saya tertantang, dimana saya tidak harus tidur dikamar hangat dengan kasur empuk, mandi dikamar mandi, dan memoles pipi saya dengan blush on sebelum berangkat kekantor. Saya mau sesuatu yang berbeda, dimana saya menjadi apa adanya diri saya, nyaman dengan rambut saya yang diikat berantakan dan wajah tanpa make up, berkeringat dan tidak takut kulit saya terbakar matahari, dan menikmati tidur beratapkan langit berbintang bersama mahluk alam lainnya. Saya rindu menjadi diri saya apa adanya...tanpa make up dan senyum yang sengaja saya setting setiap hari untuk memberitahukan sekitar saya kalau saya baik-baik saja...faktanya adakalanya tidak...

Akhirnya sore ini saya memutuskan untuk berjalan kaki sesantai mungkin menuju kos-kosan saya, saya menikmati sore ini dan berusaha ramah dengan asap knalpot kendaraan Jakarta, saya biarkan rambut saya berantakan diterpa angin yang bercampur polusi ibukota ini. Untuk menambah kenikmatan berjalan kaki disore ini, saya sumbat telinga saya dengan headset dan menikmati beberapa lagu  rohani yang ada di-playlist smartphone saya. Perjalanan sore ini terasa menyenangkan, dan rasa jenuh pun berganti rasa syukur, betapa bersyukurnya saya ketika menyadari bahwa sukacita hidup didapat ketika hati kita dilimpahi rasa syukur kepada Tuhan...dalam keadaan baik-baik saja atau tidak...


Written by_AuRin

“....dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur”(Kolose2.7c)

Wednesday, March 6, 2013

Just like "Jack Frost, The Guardian"



Hari ini adalah kedua kalinya saya menonton film animasi berjudul “Jack Frost, The Rise of Guardians” dan tokoh Jack Frost sangat menginspirasi bagi saya sampai akhirnya saya memutuskan untuk membagikan apa yang saya dapat dari film ini.

Jack Frost adalah seorang guardian (pelindung) yang tidak terlalu terkenal bahkan dia tidak bisa dilihat (invisible) oleh siapapun. Tugas para guardian adalah menjadi penjaga bagi anak-anak diseluruh dunia, tugas mereka bukan menjaga anak-anak secara fisik, tapi menjaga anak-anak agar tetap memiliki harapan, kasih sayang dan mimpi. Jack Frost adalah guardian baru yang dipilih oleh Man of The Moon (Pria di Bulan) untuk membantu para guardian lainnya karena Pitch/Boogeyman yang adalah Peri Mimpi buruk dan Rasa Takut datang untuk menghancurkan harapan dan mimpi anak-anak didunia. Para guardian lainnya seperti Santa Clause, Kelinci Paskah (Easter Bunny), Peri Gigi (Tooth Fairy), dan Peri Mimpi (Sandman) sangat terkenal dikalangan anak-anak, sedangkan Jack Frost tidak, padahal dia sangat mencintai anak-anak dan selalu berusaha menyenangkan anak-anak dengan salju yang dibuatnya..huhu (padahal Jack Frost ganteng booo...hehe).

Ketika Man of The Moon memilih Jack Frost menjadi guardian, para guardian lainnya berusaha menemukan Jack Frost dan membawanya ke Kutub Utara (North Pole) ketempat Santa Clause berada, disana Santa Clause menanyakan perihal kekuatan inti dari Jack Frost, karena menurutnya seorang guardian dipilih karena mereka memiliki kekuatan inti, tapi Jack Frost kebingungan dan tidak bisa menjawabnya, akhirnya Santa Clause memberikan sebuah boneka matryoshka dirinya (boneka khas Rusia yang berlapis-lapis), Santa Clause menunjukkan bahwa dalam dirinya ada sifat ramah, misterius, pemarah dan pada lapisan terakhir boneka matryoskha terlihatlah seorang Santa kecil dengan mata bulat yang besar, ternyata kekuatan inti dari Santa Clause adalah “Mata Besar” nya, matanya dapat melihat keajaiban, matanya bisa melihat kebaikan yang orang lain tidak bisa lihat, itulah kekuatan inti dari Santa Clause sebagai seorang guardian, dan saat itu Santa Clause menantang Jack Frost untuk menemukan kekuatan intinya sebagai seorang guardian.

Istana Peri Gigi (Tooth Palace) diserang oleh Pitch/Boogeyman, dan para peri gigi dibawa pergi bersama semua gigi anak-anak didunia. Ternyata dalam setiap gigi yang dicuri oleh Pitch terdapat kenangan masa kecil setiap anak didunia, termasuk Jack Frost. Jack Frost benar-benar tidak ingat bagaimana masa kecilnya, dan dia bertekad untuk menyelamatkan para peri dan mendapatkan semua gigi termasuk giginya, demi mengetahui bagaimana masa kecilnya dan kenapa dia bisa dipilih menjadi seorang guardian.

Singkat cerita, Jack Frost mendapatkan giginya dan dengan bantuan peri gigi dia bisa melihat masa kecilnya. Jack Frost adalah seorang anak laki-laki biasa yang memiliki seorang adik perempuan yang sangat disayanginya. Disuatu hari yang dingin dan bersalju, Jack Frost dan adik perempuannya pergi ke danau yang membeku untuk bermain ice skating, tapi ditengah-tengah kegembiraan mereka bermain, tempat dimana adik perempuannya berdiri mulai retak, dan adiknya pun ketakutan. Jack Frost dengan sabar tetap menenangkan adiknya dan membimbingnya untuk pelan-pelan maju ketempat yang lapisan es-nya masih kuat. Jack Frost mencoba menenangkan dengan mengatakan “Ayo kita bersenang-senang sedikit, jangan takut...”, akhirnya adiknya mulai bergerak maju, dan Jack Frost menarik adiknya ketempat yang lebih aman dengan sepotong kayu, karena kurangnya keseimbangan pada saat menarik adiknya ketempat yang lebih aman, Jack Frost malah tergelincir ke lapisan es yang retak dan mati tenggelam kedasar danau yang dingin. Inilah awal Man of Moon memilih Jack Frost sebagai seorang guardian (pelindung) bagi anak-anak. Dan kenangan masa kecilnya inilah yang membuat Jack Frost menemukan kekuatan intinya sebagai seorang guardian, kekuatan intinya adalah Jack Frost dapat membuat segala sesuatu yang menakutkan dan membosankan menjadi menyenangkan, menjadikan sesuatu yang buruk menjadi indah dan menarik serta menjadikan sesuatu yang diabaikan menjadi penting.

Jack Frost mungkin hanya tokoh animasi fiktif yang terlahir dari imajinasi manusia kreatif. Tapi kita bukanlah tokoh fiktif, kita adalah manusia nyata yang diciptakan Tuhan Yang Maha Segalanya, dengan kebaikan, kemampuan, bakat, dan talenta yang Tuhan taruhkan pada setiap kita. Kita terlahir kedunia dengan membawa pesan bagi dunia ini (kekuatan inti). Tuhan tidak iseng-iseng saat mengijinkan kita terlahir didunia ini, kita semua dipersiapkan untuk sebuah tujuan yaitu memuliakan namaNya lewat hidup kita. Kalau Tuhan memberikan suara yang indah pada kita, bernyanyilah dan sentuhlah hati orang lain dengan suara kita. Kalau Tuhan memberikan kemurahan hati pada kita, berbagilah dengan mereka yang kekurangan. Kalau Tuhan menciptakan kita dengan hati yang selalu sukacita, tularkanlah sukacita itu pada mereka yang hari-harinya seringkali dipenuhi air mata. Jadilah para guardian (pelindung) bagi orang-orang disekitar kita, jangan sampai keberadaan kita menimbulkan ketakutan bahkan mimpi buruk bagi mereka. Harapan dan kasih sayang akan tetap ada jika kita bersedia berbagi dan peduli dengan mereka yang sudah mulai hilang harapan dan mulai tidak percaya kalau kasih sayang itu masih ada didunia ini...siapa tau orang yang hidup dalam ketakutan dan hampir hilang harapan itu ada didekat kita...jadilah guardian untuknya...

“Ayo kita bersenang-senang sedikit, jangan takut...” (Jack Frost)

Written by_AuRin

“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Matius 5.16